Reaksi Ikatan Pedagang Pasar
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan menanggapi keputusan pemerintah terkait larangan transaksi jual beli lewat social commerce, seperti TikTok Shop. Menurutnya, kebijakan baru tersebut memiliki poin kelebihan dan kekurangan.
“Kebijakan ini ada plus-minusnya,” ujar Reynaldi kepada Tempo, Senin, 25 September 2023.
Reynaldi mengungkapkan kebijakan itu dapat menumbuhkan optimisme pedagang yang selama ini berjualan secara konvensional, lalu penjualannya anjlok gara-gara tersaingi social commerce. Namun, ia mengingatkan ada pula pedagang yang mulai bertransaksi melalui platform digital ini.
“Jika sakit batuk, mestinya tidak langsung dimatikan, tapi dikasih obat yang pas. Diberi resep yang tepat,” kata dia. “Kalau ditutup begini, tentu ada sebagian pedagang yang sudah terjun (berjualan lewat social commerce). Ada yang gagal, ada yang meraup untung.”
Menurut Reynaldi, digitalisasi adalah keniscayaan sehingga pedagang harus lebih peduli dengan perkembangan ini. Tetapi, pedagang juga perlu mendapat pembekalan atau pelatihan, agar produknya bisa tampil di etalase pada platform social media tersebut. Menurutnya, langkah tersebut lebih tepat ketimbang menutup transaksi di social commerce.
“Mau tidak mau dan suka tidak suka, perkembangan zaman terus terjadi. Dan kita harus siap, serta pemerintah hadir untuk mendampingi pedagang-pedagang kecil,” ujar Reynaldi. “Soal algoritma, itu harus menyasar pedagang-pedagang supaya yang join live di TikTok, Shopee, terpampang di etalase adalah produk-produk dalam negeri.”
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Jokowi Resmi Larang TikTok Shop untuk Jualan, Berlaku untuk Semua Social Commerce