TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton tiap bulan. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.
"Tadi pagi Aprindo sudah meeting sama Bulog dan Bapanas bagaimana supaya bisa menyalurkan ke ritel, karena ritel yang paling bisa untuk menjaga harga," kata Roy saat ditemui Tempo di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 20 September 2023.
Ia mengatakan pemerintah kini sedang menghitung berapa stok beras dari Bulog yang bisa disalurkan ke ritel. Pasalnya, pemerintah tengah fokus menggelontorkan cadangan beras di Gudang Bulog untuk bansos dan operasi pasar atau program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Roy pun memastikan beras yang dijual di ritel akan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah, yakni Rp 10.900 per kilogram atau Rp 54.500 per kemasan 5 kilogram. Sebab Aprindo langsung menjual stok beras Bulog sesuai kemasan yang tersedia, sehingga tak akan terjadi modus pengoplosan atau menaikkan harga di atas HET.
Beras Bulog tersebut, kata dia, akan didistribusikan ke sekitar 44.000 toko ritel. Selain menyerap pasokan dari Bulog, Aprindo juga tengah berdiskusi dengan Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi atau Perpadi untuk menyerap beras dari petani lokal kualitas medium. Ia mengatakan langkah ini dapat memotong rantai distribusi, sehingga peritel bisa mendapatkan harga yang lebih rendah dan menurunkan harga di pasaran.
Waktu yang tepat melepas cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog