Li Qiang menjelaskan, Cina berupaya dengan Indonesia agar kedua negara melakukan kerja sama strategis yang lebih tinggi untuk memajukan modernisasi dan meningkatkan kesejahteraan kedua negara.
Saat itu, PM Li didampingi oleh Direktur Kantor Perdana Menteri Kang Xuping, Presiden Dewan Promosi Perdagangan Internasional Cina Ren Hongbin, Gubernur Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang Lan Tianli, Menteri Perdagangan Wang Wentao, Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Zheng Zhajie, Direktur Kantor Riset Dewan Negara, Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu serta Deputi Sekretaris Jenderal Dewan Negara Liu Jianbo.
Sedangkan Wapres Ma'ruf Amin didampingi oleh Duta Besar RI untuk Cina Djauhari Oratmangun, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dan Deputi Bidang Administrasi Guntur Iman Nefianto. Lalu ada Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi dan Birokrasi M. Nasir, Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, serta Konsul Jenderal RI Guangzhou Ben Perkasa Drajat.
Pada saat di Jakarta, PM Li Qiang pada 6 September 2023 juga telah menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Kemudian pada 8 September 2023, Li Qiang bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Pertemuan kedua pemimpin pemerintahan itu menghasilkan enam kesepakatan dan kerja sama antara lain dalam bidang e-commerce dan pertanian. Di bidang infrastruktur, khususnya, dibicarakan hasil inspeksi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang memuaskan.
Adapun soal pembengkakan biaya (cost overrun) disebut bisa diselesaikan segera serta kerja sama tata kota pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkiblat pada kota Shenzhen. Di bidang perdagangan, Indonesia meminta agar produk pertanian seperti sarang burung walet dan durian plus bisa ditingkatkan ke Cina.
ANTARA
Pilihan Editor: Uji Coba Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Pakai Izin Operasi, Ini Kata Guru Besar UI