TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membeberkan sederet alasan pedagang di Pasar Tanah Abang yang semakin sepi pengunjung. Menurut dia, muara dari persoalan yang timbul belakangan ini adalah Indonesia yang belum memiliki strategi nasional transformasi digital dan belum memiliki badan yang mengatur soal transformasi digital tersebut.
“Maka para menteri nggak ada acuan. Padahal transformasi digital melibatkan banyak aspek,” kata Teten dalam pesan tertulis pada Sabtu, 16 September 2023.
Di Indonesia, menurut Teten, transformasi digital hanya berkembang di sektor perdagangan (e-commerce) khususnya di sektor hilir, bukan di sektor produksi. Akibatnya, produksi nasional kalah dengan produk dari luar yang lebih murah, karena produksinya lebih efisien dan berkualitas.
Platform Digital Telat Diatur
Teten menilai pemerintah Indonesia juga terlambat mengatur palform digital, baik itu e-commerce dan social commerce. Akibatnya Tanah Air didikte platform digital global. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan produsen Indonesia pun tidak punya kemampuan teknologi digital.
“Aplikasi-aplikasi digital untuk membantu supply chain UMKM masih sedikit,” ucap Teten.
Menteri Teten juga meninggung pesan Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang selalu mengingatkan agar pemerintah dan swasta mengenai pentingnya transformasi digital. Khususnya untuk kemajuan ekonomi nasional, soal mesin pintar, kecerdasan buatan (AI), dan internet of thing (IoT).
Namun, menurut dia, hingga kini tidak ada yang mewujudkan teknologi diaplikasikan dalam sistem produksi nasional, di industri manufaktur, agrikultur, agromaritim, kesehatan, dan lain-lain. Sehingga transformasi digital di Indonesia tidak melahirkan ekonomi baru, sebaliknya hanya membunuh ekonomi lama.
“Kue ekonominya nggak bertambah, tapi faktor penbaginya makin banyak. Pasar offline seperti Tanah Abang mati. Produk UMKM di online nggak bisa bersaing dengan produk impor,” tutur dia. Bahkan, Teten melanjutkan, 80 persen penjual online menawarkan produk impor terutama dari Cina.
Selanjutnya: Salah satu aplikasi yang dianggap memukul...