TEMPO.CO, Jakarta - Majalah anak legendaris di Indonesia, Bobo, menerbitkan edisi koleksi terbatas 50 tahun majalah Bobo khusus cerita pendek atau cerpen dan dongeng. Edisi ini akan memuat kumpulan cerpen dan dongeng terbaik sepanjang masa majalah Bobo dari tahun 70-an hingga 2000-an. Ada sekitar 50 cerita yang dimuat dalam 100 halaman majalah tersebut.
“Halo, teman-teman! Ada kejutan lainnya dari Majalah Bobo, nih. Kali ini Majalah menerbitkan Edisi Koleksi 50 Tahun Cerpen dan Dongeng,” tulis akun media sosial twitter atau X resmi Majalah Bobo, @majalah_bobo pada Selasa, 12 September 2023.
Kumpulan cerpen dan dongeng majalah Bobo edisi 50 tahun ini dibanderol dengan harga Rp 75 ribu. Edisi terbatas ini bisa didapatkan dan dipesan melalui sistem pre-order yang dimulai pada 12-26 September 2023. Adapun pemesanan dapat dilakukan melalui e-commerce, seperti GridStore, Tokopedia, dan Shopee, serta Toko Buku Gramedia dan Wholesale Gramedia.
Sebelumnya, pada pertengahan Juni 2023 lalu, media sosial juga diramaikan dengan cerita warganet berburu Majalah Bobo 100 halaman edisi spesial 50 tahun.
Edisi khusus itu diterbitkan dalam rangka merayakan ulang tahun ke-50 Majalah Bobo. Majalah itu berisi lebih dari 50 cerita terbaik Bobo sepanjang masa.
Lantas, seperti apa sejarah Majalah Bobo? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.
Sejarah Majalah Bobo
Majalah Bobo adalah bacaan populer bagi kalangan anak-anak Indonesia yang terbit pertama kali pada 14 April 1973. Majalah anak-anak ini merupakan versi bahasa Indonesia dari majalah serupa di Belanda yang telah mengalami penyesuaian isi.
Dalam versi Indonesia ini, terdapat dua jenis Majalah Bobo. Pertama, majalah Bobo yang diterbitkan untuk anak usia sekolah dasar atau SD dan terbit satu minggu sekali setiap hari Kamis.
Kedua, majalah Bobo Junior yang diterbitkan khusus anak prasekolah hingga TK yang merupakan adaptasi langsung dari Belanda. Majalah yang terbit dua minggu sekali setiap hari Rabu ini terbit selama 20 tahun, yakni dari 9 April 2002 hingga 21 Desember 2022 lalu.
Kehadiran Majalah Bobo di Indonesia berawal pada 1965 ketika Harian Kompas membuat sebuah halaman khusus yang berisi konten untuk anak-anak. Berdasarkan situs Bobo Grid, pendiri Kompas Gramedia yakni P.K Ojong dan Jakob Oetama mengusulkan untuk mengembangkan halaman khusus anak-anak tersebut menjadi sebuah majalah anak.
Setelah itu, pengembangan majalah Bobo diserahkan kepada J. Adi Subrata dan Tineke Latumeten. Kerjasama antara Majalah Bobo Belanda dan Harian Kompas pun dilakukan untuk membuat dan mengembangkan Majalah Bobo di Indonesia. Hasilnya, Majalah Bobo Indonesia pun terbit untuk pertama kalinya pada 14 April 1973.
Sejak saat itu, Majalah Bobo rutin terbit setiap seminggu sekali untuk menghibur anak-anak Indonesia. Namun, Majalah Bobo Junior yang dikhususkan untuk anak usia prasekolah hingga TK telah berhenti terbit pada 21 Desember 2022 lalu.
Perkembangan Majalah Bobo
Pada masa awal terbit, Majalah Bobo hanya memiliki 16 halaman yang terbuat dari bahan kertas koran. Kala itu, isinya pun masih cenderung hitam putih dan belum berwarna. Pada edisi pertamanya, hanya satu cerita yang dicetak secara berwarna yakni cerita “Keluarga Kelinci”. Sedangkan, yang lainnya dicetak secara hitam putih. Kemudian pada pertengahan 1973, beberapa cerita di majalah Bobo barulah dicetak khusus dengan warna.
Dari segi isi, sebagian isi Majalah Bobo pada awalnya berasal dari bahan-bahan di Majalah Bobo Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bahkan, penamaan sejumlah karakternya pun merupakan adaptasi dari Majalah Bobo Belanda. Beberapa nama karakter dalam Majalah Bobo adalah sebagai berikut:
- Upik berasal dari nama Boemsi
- Coreng berasal dari nama Krabbel
- Paman Gembul berasal dari nama Oom Slokop
- Bibi Teliti berasal dari nama Pieta Secuur
Pada awalnya, Majalah Bobo dijual dengan harga Rp 20. Namun, seiring berkembangnya zaman dan naiknya inflasi, maka harga Majalah Bobo pun mengalami perubahan hingga saat ini dijual seharga Rp 18 ribu.
Di sisi lain, Majalah Bobo juga terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya sejumlah platform digital dan siniar dari Majalah Bobo.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Daftar Perusahaan Media Cetak di Indonesia yang Berhenti Terbit