Apalagi, di samping perdagangan, dominasi Cina juga mulai tampak pada peningkatan arus FDI negara tersebut di Indonesia. "Meskipun tidak secara langsung berhubungan dengan sikap politik kita, tapi kita dianggap cenderung membela kepentingan negara yang paling besar hubungan ekonominya,” kata da.
Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudistira, menilai Indonesia meskipun terlihat dekat dengan Cina sesungguhnya tidak condong ke salah satu blok. Kemesraan hubungan dagang dan investasi dengan Cina, dia mengimbuhkan, lebih karena efek perjanjian pinjaman Belt and Road Initiative dengan Negeri Panda.
"Kalau indonesia ikut salah satu blok perdagangan jadi tidak sehat. Apalagi perdagangannya berkaitan dengan model pinjaman luar negeri," ujar dia.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor non migas Indonesia ke Cina selama Januari-Juli 2023 mencapai US$ 34,85 miliar---tertinggi di antara negara lain. Begitu juga peringkat investasi Cina ke Indonesia terus menanjak hingga ke posisi keempat saat ini.
Bukan Indikasi Deglobalisasi
Walau terdapat pergeseran pola perdagangan, bukan berarti deglobalisasi perdagangan sudah di depan mata. Buktinya, laporan WTO mengungkapkan, perdagangan bilateral antara Cina dan Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi di 2022. Kegiatan perdagangan juga terbukti bertahan selama masa pandemi Covid-19, dan berhasil memantul ke level sebelum pandemi dalam waktu kurang dari setahun.
Lembaga itu menyatakan, pentingnya perdagangan dunia justru terlihat pada masa pandemi Covid-19. Pada 2020, rantai pasok internasional berperan penting untuk meningkatkan produksi dan distribusi barang-barang medis. Kala itu, nilai perdagangan barang-barang medis meningkat 16 persen.
Selain itu, perdagangan melalui layanan digital tetap kuat, tumbuh rata-rata sebesar 8,1 persen per tahun dari 2005 hingga 2022, melebihi perdagangan barang-barang (5,6 persen) dan jasa lain (4,2 persen). "Dengan alasan-alasan ini, WTO menekankan bahwa semua negara harus berpartisipasi luas dalam perdagangan internasional, alih-alih menutup diri, jika ingin lolos masa-masa sulit," kata Kepala Ekonom WTO Ralph Ossa.
Secara keseluruhan, World Trade Report 2023 terdiri dari enam bab. Bab kedua, selain memaparkan tentang ketegangan ekonomo Amerika Serikat-Cina dan dampak perang Ukraina, juga menyoroti tentang biaya perdagangan di negara-negara berkembang yang lebih tinggi 30 persen dari negara-negara maju.
Bab ketiga menyoroti pentingnya reglobalisasi untuk meningkatkan peran perdagangan terhadap keamanan dunia. Berkaitan dengan reglobalisasi, WTO menyerukan perdagangan yang terbuka yang didukung oleh sistem perdagangan multileral yang luas.
Selanjutnya: Bab keempat menganalisis peran perdagangan...