TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah mengikuti serangkaian kegiatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty atau KTT G20 di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, sejak Kamis, 7 September 2023.
Dalam kunjungannya, Jokowi menghadiri sejumlah sesi pertemuan dengan para kepala negara anggota G20 lainnya dan memimpin MIKTA Keader’s Gathering pertama, sebagaimana keterangan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
G20 beranggotakan 19 negara dan satu kawasan Uni Eropa yang mewakili 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, 75 persen perdagangan global, serta lebih dari 60 persen populasi manusia di bumi. India meneruskan tongkat estafet keketuaan G20 pada tahun ini setelah Indonesia yang diselenggarakan di Bali pada 15-16 November 2022 lalu.
Adapun anggota dari G20, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Argentina, Arab Saudi, Brasil, Indonesia, India, Inggris, Jepang, China, Turkiye, Italia, Korea Selatan, Jerman, Kanada, Meksiko, Rusia, Prancis, dan Uni Eropa.
Apa yang Dibahas Jokowi di KTT G20?
Saat mengikuti agenda KTT G20, Jokowi menyampaikan sejumlah pidato yang berkaitan dengan isu iklim hingga pentingnya kerja sama multilateral di tengah keadaan global yang dinamis, dalam forum kerja sama multilateral negara-negara maju dan berkembang itu.
Selain itu, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara. Jokowi bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan PM Italia Giorgia Meloni.
Di sela hari pertama KTT G20, Jokowi mendapat komitmen investasi Perancis untuk Ibu Kota Nusantara atau IKN. Menurut Jokowi, duta besar Perancis untuk Indonesia telah membawa calon investor Perancis untuk IKN, dengan menghasilkan letter of intent untuk membangun ibu kota baru. Jokowi berharap, kesepakatan antara Perancis dan Indonesia dapat segera terwujud dalam waktu dekat.
Sementara dalam pertemuan dengan PM Italia Giorgia Meloni, belum disebutkan adanya kesepakatan antarnegara. Namun, Jokowi juga mengajak Meloni untuk ikut terlibat dalam pembangunan IKN.
Soal iklim, presiden menyerukan aksi nyata dalam melindungi kelestarian bumi. Ia menyebut negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau untuk mempercepat penurunan emisi di dunia.
Jokowi menginginkan skema Just Energy Transition Partnership (JETP) yang disepakati di KTT G20 Bali pada tahun lalu dapat diperluas dan diperbesar. “Komitmen pendanaan negara maju, masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate USD 100 miliar per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss dan damage,” tuturnya,” katanya.
MELYNDA DWI PUSPITA | DANIEL A FAJRI
Pilihan Editor: Pemerintah Gencar Sepakati Kerja Sama Kendaraan Listrik di KTT ASEAN, Ekonom Nilai Pasarnya Belum Antusias