TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Marwan Cik Asan menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar diiringi dengan inflasi yang tinggi tidak akan berdampak pada kesejahteraan rakyat. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati buka suara perihal ini.
"Kita bersyukur pertumbuhan ekonomi kita bisa 5,3 persen, tapi ini juga dibarengi dengan inflasi yang 5,5 persen. Kalau matematika sederhananya, ini berarti masih kurang 0,3 persen," kata Marwan dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Menteri Keuangan di Senayan, Jakarta pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi tersebut memang bisa dibagi menjadi kue kesejahteraan. Namun, juga menciptakan beban baru untuk rakyat sebesar 5,5 persen.
"Pertumbuhan yang besar kalau diiringi inflasi yang besar, ujungnya juga tidak memukul kesejahteraan kita," tutur Bendahara Umum Negara itu.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani menanggapi pertanyaan tersebut. Menurut dia, pendapatan domestik bruto (GDP) tersebut sudah dikurangi inflasi.
Jika ingin membandingkan inflasi, lanjut dia, perbandingannya adalah dengan GDP nominal. Meski perhitungannya berbeda, namun dia menilai hasilnya akan mirip.
"Kalau mau memasukkan inflasi, GDP kita itu 15,4 persen, itu nilai nominal. Jadi, kita masih tumbuh 9 persen," ujar Sri Mulyani. "Jadi net-nya masih untung Pak, kalau pakai istilah untung rugi, masih positif."
Pilihan Editor: Gubernur BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Tembus 5,5 Persen