Berbagai Respon Masyarakat, Rem Masih Kurang Halus
Masyarakat menyambut baik beroperasinya LRT Jabodebek per Senin, 28 Agustus 2023 tersebut. salah satu penumpang bernama Hendy memuji kereta layang yang dinilainya bagus itu. “Katanya buatan anak bangsa ya. Menurut saya sudah menyaingi buatan luar, hampir sama lah, untuk fasilitasnya sangat memadai dan petugasnya sangat ramah,” katanya.
Dia juga membandingkan perjalanan menggunakan MRT Jakarta dan LRT Jabodebek. “Kalau berhenti ngeremnya itu sangat terasa, kalau MRT itu halus, selebihnya sudah sangat bagus,” katanya.
Berdasarkan pantauan pukul 14.00 WIB di Stasiun Jatimulya, salah satu penumpang, Resa, 28 tahun, mengaku menumpang LRT karena ingin membandingkannya dengan KRL Commuter Line. Hasilnya, kata dia, naik LRT lebih nyaman dibanding KRL yang penuh sesak penumpang.
Selain itu, durasi perjalanannya dengan LRT menuju kampusnya di bilangan Salemba, Jakarta Pusat, lebih cepat daripada dengan KRL. “Biasanya saya dari Stasiun Tambun pukul 07.16 butuh satu jam sampai Jakarta, kalau ini (naik LRT) kan 45 menit, yah, jadi lebih hemat waktu 15 menit,” ujar Resa.
Namun, Resa punya catatan. Dia menyebut sistem pengereman rangkaian kereta LRT Jabodebek yang terlalu mendadak atau kurang halus. Menurut Resa, hal itu bisa mengganggu penumpang yang berdiri. Kelemahan lainnya dibanding KRL adalah tarif lebih mahal.
Pemerintah telah menetapkan kisaran tarif LRT, yakni Rp 7.100 sampai Rp 27.400 untuk rute terjauh. “Menurut saya, (tarif LRT) masih kemahalan, karena begitu sampai sini saya masih harus cari moda transportasi lain lagi, kayak saya ke Dukuh Atas menuju kampus saya masih harus naik yang lain lagi,” ujar Resa.
Penumpang lainnya, Mega, 24 tahun, juga mengaku naik LRT, karena ingin membandingkan dengan KRL. Menurut Mega, naik LRT sama nyaman dengan KRL. “Normal-normal (naik LRT dan KRL) saja sih, cuma cepat banget sih (LRT) dibanding naik KRL,” ujar Mega.
RADEN PUTRI | TIM TEMPO
Pilihan Editor: Seruan Jokowi: Urusan Politik Jangan Sampai Ganggu Stabilitas Ekonomi