TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Kawasan Industri (HKI) mendukung upaya pencegahan pencemaran udara melalui Smart Eco Industrial Park. Ketua Umum HKI Sanny Iskandar menuturkan, dalam konsep Smart Eco Industrial Park, upaya perpaduan transisi energi dan teknologi terus dilakukan.
"Misalnya dengan pemasangan solar panel, pemasangan alat sensor pada water treatment plant, dan mengupayakan scoring Proper (Public Disclosure Program for Environmental Compliance) yang baik," ujar Sanny lewat keterangan tertulis pada Minggu, 27 Agustus 2023.
Sementara itu, ihwal permasalahan udara yang sudah terjadi saat ini, Sanny mengatakan pihaknya mendukung transisi energi baru terbarukan dan penggunaan teknologi yang tepat dalam pemantauan kualitas udara.
Namun, Sanny menyebut perlu upaya bersama dan berkelanjutan untuk meminimalisir polusi udara. Misalnya dengan melakukan pemantauan kualitas udara dan pemasangan alat pantau secara real time, hingga pengendalian emisi kendaraan. "Tentunya juga dengan membangun kesadaran masyarakat akan budaya penggunaan sarana transportasi publik," ujar dia.
Akhir-akhir ini, polusi udara memang menjadi perhatian, termasuk oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Kepala Negara bahkan meminta ada rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi. Jokowi juga meminta agar ruang terbuka hijau diperbanyak. Termasuk mempertimbangkan penerapan WFH (work from home) atau bekerja dari rumah.
"Tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran dan jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office (jadi) work from home mungkin. Saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 75 persen (di rumah) 25 persen (di kantor) atau angka yang lain," kata Jokowi.
RIRI RAHAYU | M. JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Bahlil Sebut 4 CEO Besar Asal Cina Akan Saksikan Groundbreaking Kawasan Industri di Kaltara Akhir 2023