TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Federal Reserve alias fed fund rate (FFR) meningkat. Apa sebabnya?
Perry mengatakan sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Indonesia tidak bisa terlepas dari dampak global. Salah satunya adalah dari fed fund rate.
"Amerika kami perkirakan akan menaikkan fed fund rate," kata Perry dalam konferensi pers di kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat pada Kamis, 24 Agustus 2023. "Bahkan, ada juga probabilitas akan naik dua kali lipat."
Namun, lanjut dia, baseline Bank Indonesia adalah satu kali naik. Namun, ada potensi risiko suku bunga dua kali.
"Karena inflasinya masih tinggi dan ekonominya kuat," tutur Perry.
Sementara itu, lanjut Perry, tekanan inflasi negara maju masih tinggi dipengaruhi perekonomian yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat, sedangkan inflasi di negara berkembang telah menurun.
"Kondisi ini mendorong berlanjutnya kenaikan suku bunga kebijakan moneter di negara maju, termasuk kemungkinan kembali (naik) federal fund rate," tutur Perry.
Sebelumnya diberitakan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pada Rabu, 26 Juli 2023 lalu. Adapun kenaikan tersebut merupakan yang ke-11 dalam 12 pertemuan The Fed terakhir.
Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan ekonomi masih melambat dan pasar tenaga kerja melemah agar inflasi secara kredibel kembali ke target 2,0 persen bank sentral AS.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan editor: Bank Indonesia Keluarkan Sekuritas Rupiah alias SRBI, Apa Itu?