Abu hasil pembakaran itu lalu terakumulasi, kemudian sebuah sistem rapper khusus membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar dari sistem ESP. "Efisiensi penyaringan abu dengan ESP mampu mencapai 99,99 persen," tutur dia.
Edwin menjelaskan, selain pemasangan ESP, pihaknya juga melakukan pemasangan Low NOx Burner dan pemilihan batubara rendah sulfur (coal blending) pada setiap PLTU. Sehingga, kata dia, emisi yang dikeluarkan oleh PLTU selalu aman dan berada dibawah ambang batas pemenuhan baku mutu sesuai Peraturan Menteri LHK Nomor 15 Tahun 2019.
Dia lantas mencontohkan hasil monitoring CEMS per 15 Agutus 2023 mencatat, emisi masih di bawah baku mutu yang ditentukan oleh KLHK. Edwin juga menyebut KLHK telah menyematkan penghargaan Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan) kepada PLTU.
"KLHK menyematkan sedikitnya sembilan penghargaan proper emas pada PLTU, 10 hijau 2 biru pada 2022," ungkap Edwin.
Pembangkit listrik tersebut antara lain PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar dan PLTU Pelabuhan Ratu. Pembangkit-pembangkit tersebut menopang kebutuhan listrik Jakarta dan sebagian Jawa Barat.
Pilihan Editor: KLHK Hentikan Kegiatan 4 Perusahaan yang Diduga Sebabkan Polusi Udara Jabodetabek, Ini Rinciannya