Dalam waktu dekat, Pertamina akan mengembangkan penerapan AI melalui deteksi gambar wajah dari CCTV yang terpasang. Hal itu dilakukan untuk mendeteksi penyalahgunaan subsidi di lapangan. “Di SPBU itu ada jutaan transaksi per hari, sehingga melalui teknologi ini kita bisa melihat perilaku konsumen."
Sedangkan CEO Nodeflux, Meidy Fitranto, menyebutkan bahwa akselerasi teknologi di dunia begitu cepat. “Hampir setiap minggu tools AI banyak bermunculan,” katanya.
Dalam perkembangan di dunia saat ini, Meidy mengatakan jika melalui AI, gambar mampu dibuat begitu realistik. “Semua negara, sudah menyiapkan strategi nasional terkait AI ini. Bahkan Cina ingin menjadi pemimpin dunia terkait AI ini di 2030,” tuturnya.
Dengan perkembangan teknologi begitu cepat ini, kata Meidy, semua pihak dituntut untuk terus mendekatkan diri dengan teknologi. “Jangan berpikir kompleks tentang AI. Justru kemajuan ini merupakan kesempatan untuk mengikutinya."
Sementara itu, Dirut PT PLN Icon Plus Ari Rahmat Indra Cahyadi menilai adopsi teknologi menjadi keharusan agar bisnis bisa berjalan secara berkesinambungan. “Ke depan otomatisasi digital menjadi sebuah keharusan. Hal ini pula yang mendorong perubahan proses bisnis di PLN sebagai dampak digitalisasi,” katanya.
Sebagai gambaran, transformasi PLN dari hulu ke hilir sejak 2020 kini sudah memiliki 29 program yang mayoritas digital. Sebagai contoh, dengan aplikasi yang dikeluarkan PLN, bisa langsung ada pemberitahuan massal jika ada gangguan listrik dan ada sistem 'auto-dispatch' untuk menggerakkan petugas lapangan.
Pemakaian teknologi AI memungkinkan pelanggan memantau pekerjaan petugas dan memberikan rating kepada kinerja petugas. "Dampaknya, semua jadi bekerja lebih keras karena tahu ada yang mengawasi. Jadi AI juga membawa dampak pada perubahan kultur manusianya," ucap Ari.
RR ARIYANI
Pilihan Editor: Jokowi Prediksi Perkembangan Digitalisasi dan AI Mendominasi Ekonomi Dunia