TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi sikap investor yang menunggu simposium Jackson Hole Federal Reserve untuk panduan tentang suku bunga ke depan.
"Dolar dimulai dengan pijakan yang kuat pada hari Senin setelah kenaikan lima minggu berturut-turut karena investor melihat ke depan, ke simposium Jackson Hole Federal Reserve untuk panduan tentang suku bunga," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 21 Agustus 2023.
Federal Reserve baru-baru ini disebut mengisyaratkan sebagian besar pembuat kebijakan mendukung suku bunga yang lebih tinggi, sementara analis memperkirakan penurunan suku bunga pada tahun depan.
"Pasar sekarang menunggu isyarat lebih lanjut tentang ekonomi AS dari Simposium Jackson Hole akhir pekan ini, di mana Ketua Fed Jerome Powell juga diperkirakan akan berbicara," ungkap Ibrahim.
Kekhawatiran atas kenaikan suku bunga AS diiringi inflasi AS yang kuat dan data positif pasar tenaga kerja AS, sehingga menopang dolar dalam beberapa pekan terakhir.
Data klaim pengangguran AS yang menurun 12 ribu menjadi 239 ribu dibandingkan dari minggu sebelumnya sebesar 250 ribu dan lebih rendah dari ekspektasi sebesar 240 ribu mengindikasikan ketahanan di pasar tenaga kerja.
Pada penutupan perdagangan Senin, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,23 persen atau 35 poin menjadi Rp15.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.290 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin turut melemah ke posisi Rp15.329 dari sebelumnya Rp15.308.
Pilihan Editor: Rupiah Melemah, Pengamat: Terpengaruh Perlambatan Ekonomi Cina