Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lika-liku Mata Uang Sebelum dan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah.  Tempo/Tony Hartawan
Ilustrasi penukaran mata uang asing dan nilai Rupiah. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain perayaan secara meriah melalui penyelenggaraan lomba, HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga merupakan momen refleksi bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak 78 tahun yang lalu.

Dengan usia yang telah menginjak angka 78 tahun, terdapat beberapa aspek menarik yang patut ditinjau, salah satunya yakni aspek sejarah mata uang di Indonesia. 

Pasalnya, mata uang di Indonesia memiliki usia yang hampir sama tuanya dengan Indonesia sebagai negara, karena perjalanan di Indonesia selalu dibersamai dengan penggunaan mata uang yang berbeda pada tiap babaknya. Bahkan penggunaan mata uang di Indonesia pada zaman perjuangan kemerdekaan dapat dipandang sebagai 

Riwayat Mata Uang Indonesia 

Seperti dilansir dari artikel ilmiah yang ditulis oleh Alex Anis Ahmad dengan judul “Dari Mata Uang Kolonial ke Mata Oeang Republik Indonesia” menyebut bahwa pembagian babak sejarah penggunaan mata uang di Indonesia dibagi dalam 3 masa, masa mata uang Nusantara, masa mata uang Kolonial, dan masa mata uang Kemerdekaan.

Pada masa Nusantara, mata uang di Nusantara diperkirakan beredar sekitar 896 hingga 1158 dan dikenal sebagai mata uang Krishnala. 

Lebih lanjut, karena Nusantara dahulu yang masih terpecah dalam beberapa faksi kerajaan, maka bentuk mata uang yang beredar di Nusantara memiliki perbedaannya masing-masing. Misalnya, mata uang Kerajaan Majapahit memiliki sebutan mata uang gobog yang terbuat dari tembaga, sementara itu Kerajaan Buton memiliki mata uang yang terbuat dari kain dengan nama kampua, yang nilai tukarnya pada saat itu 1 butir telur dapat ditukar dengan kain yang lebarnya 4 jari dan panjangnya sepanjang tapak tangan. 

Sementara itu, saat Nusantara mulai dijajah oleh VOC dan kemudian Belanda, terdapat beberapa mata uang seperti real van achten yang terbuat dari perak, bonk stuiver yang terbuat dari tembaga, kron dari perak, dulcaton dari perak, dukaat dari emas, gouden J Ropy dari perak dan emas, duit dari tembaga, gulden dari perak, rijksdaalder dari kertas, stuiver dari campuran timah, cent dari nikel, tembaga, perunggu, dan timah, serta ricipis yang terbuat dari kertas.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah Indonesia diduduki oleh Jepang terdapat 3 jenis mata uang yang berbahasa Belanda, Indonesia, dan Jepang serta terbuat dari kertas dengan satuan cent, yang terdiri dari 1, 5, 10, gulden yang terdiri dari pecahan ½, 1, 5, 10 dan rupiah. Pada mata uang satuan rupiah, terdapat 2 bahasa yakni Jepang dan Indonesia, pada bahasa Jepang terdapat tulisan Dai Nippon Teikoku Seihu Seratoes Roepiah dan bahasa Indonesia yang berbunyi Pemerintah Dai Nippon Seratoes Roepiah.

ORIDA

Seperti dilansir dari laman Visual.kemenkeu.go.id, pada 29 September 1945, Menteri Keuangan pada saat itu, yakni A.A Maramis mengeluarkan Dekrit yang berisi 3 keputusan penting dan berkaitan dengan penggunaan mata uang rupiah dan menolak penggunaan mata uang selain rupiah. Berikutnya, pada 7 November 1945, A.A Maramis membentuk Panitia Penyelenggara Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia yang merupakan perwujudan dari wacana penerbitan Oeang Republik Indonesia atau ORI. 

Pencetakan ORI dikerjakan setiap hari dari jam 7 pagi hingga 10 malam dari Januari 1946, tapi pencetakan berhenti pada Mei 1946 karena situasi keamanan di Jakarta yang terancam. Pencetakan pun dihentikan dan pemerintah daerah diberikan wewenang untuk mencetak mata uang sendiri dengan nama ORIDA atau Oeang Republik Indonesia Daerah. 

Setelah Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan pada 17 Agustus 1950, Indonesia mulai mengalami kestabilan dalam masa ekonomi dan politik. Pada periode 1951 hingga 1952, pemerintah mengambil kebijakan “Gunting Sjafruddin” yang bertujuan untuk menyedot uang beredar terlalu banyak serta menghasilkan pinjaman sekitar Rp 1,5 milyar dari penerbitan Obligasi Republik Indonesia 1950.  

Setelah Bank Indonesia berdiri pada 1953, Indonesia mulai mencetak mata uang sendiri yang terdiri dari 2 macam uang rupiah yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.  

VISUAL KEMENKEU | JURNAL PENDIDIKAN SEJARAH
Pilihan editor: Mengenal Pohon Pinang dan Manfaatnya Buat Kesehatan

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bank Indonesia Catat Uang Beredar pada Agustus 2023 Rp 8.363,2 T, Tumbuh 5,9 Persen

17 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Tempo/Tony Hartawan
Bank Indonesia Catat Uang Beredar pada Agustus 2023 Rp 8.363,2 T, Tumbuh 5,9 Persen

Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2023 tumbuh positif, ditopang oleh penyaluran kredit.


Kasus Bunuh Diri Nasabah Pinjol, Bank Indonesia: OJK Punya Aturan Sendiri

3 hari lalu

Ilustrasi pinjaman online. Freepik
Kasus Bunuh Diri Nasabah Pinjol, Bank Indonesia: OJK Punya Aturan Sendiri

Hingga Jumat, 22 September 2023, perusahaan pinjol AdaKami bersama AFPI masih melakukan investigasi terkait dugaan nasabahnya bunuh diri.


Kinerja Keuangan Digital Kuat, Gubernur BI: Transaksi Uang Elektronik Agustus Capai Rp 38,51 T

3 hari lalu

Ilustrasi uang elektronik. Pexels/Karolina Grabowska
Kinerja Keuangan Digital Kuat, Gubernur BI: Transaksi Uang Elektronik Agustus Capai Rp 38,51 T

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.


BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 9,06 Persen Ditopang Jasa Dunia Usaha hingga Sosial

3 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono  saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan
BI Catat Kredit Perbankan Tumbuh 9,06 Persen Ditopang Jasa Dunia Usaha hingga Sosial

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melaporkan kredit atau pembiayaan perbankan terus meningkat pada seluruh sektor ekonomi.


Ekonom: Kelompok Menengah Bawah Paling Menanggung Kenaikan Harga Beras

4 hari lalu

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan
Ekonom: Kelompok Menengah Bawah Paling Menanggung Kenaikan Harga Beras

Ekonom dari Indef Rusli Abdullah mengatakan kelompok menengah bawah paling menanggung kenaikan harga beras. Apa sebabnya?


Viral Video Rupiah Mutilasi Beredar di Media Sosial, Deputi Gubernur BI: Itu Hoaks

4 hari lalu

Uang Rupiah Mutilasi. Foto/youtube
Viral Video Rupiah Mutilasi Beredar di Media Sosial, Deputi Gubernur BI: Itu Hoaks

Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono ramainya video yang beredar di media sosial soal uang kertas Rp 100 ribu yang disebut rupiah mutilasi.


Cara Cek BI Checking Secara Online dan Persyaratannya

4 hari lalu

Begini cara memperbaiki skor BI checking. Foto: Canva
Cara Cek BI Checking Secara Online dan Persyaratannya

Cara cek BI checking bisa dilakukan secara online melalui website resmi OJK dan webiste terpercaya lainnya. Berikut ini langkah-langkahnya.


Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Filipina, dan Thailand

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Filipina, dan Thailand

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh bank sentral.


Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap Baik Ditopang Permintaan Domestik

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur BI: Pertumbuhan Ekonomi RI Tetap Baik Ditopang Permintaan Domestik

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik ditopang oleh permintaan domestik.


Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Tempo/Tony Hartawan
Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di Level 5,75 Persen

Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR di level 5,75 persen pada bulan ini.