TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjelaskan soal bonus demografi yang akan mencapai puncak di 2030-an. Hal itu merupakan peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045, di mana 68 persen adalah penduduk usia produktif.
“Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita,” ujar Jokowi pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD di Gedung DPR, Jakarta Pusat, pada 16 Agustus 2023.
Jokowi melanjutkan peluang besar yang kedua adalah internasional trust yang dimiliki Indonesia saat ini, yang dibangun bukan sekedar melalui gimik dan retorika semata. Melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap.
Ia juga menyinggung momentum kesuksesan Indonesia menghadapi krisis dunia tiga tahun terakhir ini karena Covid-19 telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia. Termasuk di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan. Ditambah lagi dengan kesusksesan Presidensi Indonesia di G20, Keketuaan Indonesia di ASEAN, dan konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM Kemanusiaan dan Kesetaraan.
“Indonesia dengan Pancasila-nya, dengan harmoni keberagamannya, dengan prinsip demokrasinya mampu menghadirkan ruang dialog. Mampu menjadi titik temu dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada,” tutur Jokowi.
Kepala negara juga menyitir data dari lembaga think tank Australia Lowy Institute yang menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam. Serta disebutkan pula Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power.
“Tapi kemudian ada yang bilang memang kenapa dengan international trust yang tinggi? Rakyatkan makannya nasi, international trust enggak bisa dimakan,” ucap Jokowi.
Dia mengatakan memang international trust tidak bisa dimakan, sama seperti jalan tol. “Nah ini contoh menghabiskan energi untuk hal tidak produktif itu, ya begini. Tapi enggak apa saya malah senang. Memang harus ada yang begini-begini, supaya lebih berwarna, supaya tidak monoton,” ujar Jokowi.
Dengan international trust yang tinggi, kredibilitas Indonesia akan lebih diakui, kedaulatan akan lebih dihormati. Suara Indonesia akan lebih didengar sehingga memudahkan Indonesia dalam bernegosiasi. Peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan.
"Rugi besar kita jika melewatkan kesempatan ini karena tidak semua negara memilikinya dan belum tentu kita akan kembali memilikinya," kata Jokowi. "Sehingga strategi pertama untuk memanfaatkan kesempatan ini adalah mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia."
Pilihan Editor: SBY dan AHY Absen di Sidang Tahunan MPR RI, Ini Alasannya