Pengembangan kawasan Rempang Eco-City sudah dimulai sejak April 2023 lalu. Rencana ini diluncurkan dalam agenda peluncuran Program Pengembangan Pulau Rempang di Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, pada 12 April lalu.
Target investasi di pulau itu pun mencapai Rp 381 triliun dan akan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 306 ribu orang. Sedangkan, Perusahaan pengembang kawasan tersebut dipegang oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) anak perusahaan Artha Graha milik Tomy Winata.
Pulau Rempang digadang-gadang bakal menjadi kawasan industri sekaligus pariwisata yang memiliki “Green Zone”. Di hadapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat pelunduran program saat itu, Rudi menjelaskan jika BP Batam bakal menjadikan Pulau Rempang sebagai The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City”. Terakhir Rudi mengungkapkan pembangunan Pulau Rempang setidaknya akan di mulai pada bulan September mendatang.
Dapat Penolakan Warga
Pembangunan Pulau Rempang mendapat penolakan warga. Pasalnya 16 kampung warga dikumpulau ini akan direlokasi untuk kepentingan pembangunan tersebut.
Warga mendukung pembangunan yang direncanakan BP Batam, tetapi mereka menolak untuk direlokasi atau digusur. "Kami sudah sejak tahun 1834 berada di Rempang, sebelum BP Batam ada bahkan sebelum Indonesia merdeka, sekarang kami mau digusur, kami tidak mau," kata Gerisman Ahmad Ketua Kekerabatan Masyarakat Adat Tempatan (Keramat) Pulau Rempang.
YOGI EKA SAHPUTRA
Pilihan editor: Menteri Bahlil Minta Industri Pulp dan Kertas Tingkatkan Produksi dan Serapan Tenaga Kerja