TEMPO.CO, Jakarta - Warga DKI Jakarta dan sekitarnya sebentar lagi bisa menikmati moda transportasi publik baru, yaitu LRT Jabodebek. Presiden Joko Widodo memastikan bakal meresmikan LRT Jabodebek pada 26 Agustus 2023. Lantas, apa perbedaan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek?
Kehadiran LRT Jabodebek tentunya semakin menambah variasi dan rute transportasi umum di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Sebelumnya, Jakarta juga telah memiliki moda transportasi sejenis yang dikenal dengan nama LRT Jakarta. LRT tersebut telah beroperasi sejak tahun 2019 dan menjadi transportasi andalan masyarakat. Meskipun LRT Jabodebek dan LRT Jakarta memiliki penyebutan yang sama, namun kedua LRT ini memiliki perbedaan.
Berikut informasi selengkapnya soal perbedaan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek.
Perbedaan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek
1. Rute Perjalanan
Perbedaan utama dari LRT Jakarta dan LRT Jabodebek ada pada rute perjalanannya. Seperti namanya, LRT Jakarta beroperasi hanya di wilayah Jakarta saja. Sedangkan, LRT Jabodebek tidak hanya beroperasi di wilayah Jakarta saja, tapi juga menghubungkan Bogor, Depok dan Bekasi.
2. Jumlah Lintasan
LRT Jabodebek memiliki tiga lintasan yakni lintas Cibubur-Cawang, lintasan Bekasi Timur-Cawang, dan lintas Cawang-Dukuh atas.
Setidaknya, ada 18 stasiun yang merangkai di sepanjang rutenya itu. Sementara, LRT Jakarta memiliki lintasan menghubungkan Kelapa Gading hingga Velodrom (Rawamangun).
Saat ini, LRT Jakarta memiliki enam stasiun yaitu mulai dari Stasiun Pegangsaan Dua Depo Kelapa Gading hingga Stasiun Velodrome.
3. Kontraktor
LRT Jabodebek mulai dibangun sejak 2015 dengan pengerjaan proses konstruksi dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Pembangunan LRT Jabodebek bertujuan untuk mengurai kepadatan dan kemacetan di Jalan Tol Jakarta Cikampek dan Jalan Tol Jagorawi.
Sementara, LRT Jakarta mulai dibangun mulai dibangun pada 22 Juni 2016 oleh PT Wijaya Karta untuk menunjang kegiatan Asian Games 2018.
4. Harga Tiket
Perbedaan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek selanjutnya ada pada harga tiketnya. LRT Jakarta diketahui mematok tarif Rp 5.000 untuk satu kali perjalanan.
Di sisi lain, tarif LRT Jabodebek masih belum diputuskan Kementerian Perhubungan. Namun, LRT Jabodebek sudah mengusulkan tarif dasar Rp 5.000 hingga tarif dengan jarak terjauh Rp 25 ribu, dengan rata-rata tarif Rp 12 ribu.
5. Teknologi
Kereta LRT Jakarta dibuat oleh perusahaan Hyundai Rotem dari Korea Selatan dan memiliki kelebihan berupa penggunaan sistem articulated bogie. Keunggulan ini memungkinkan kereta untuk bergerak dengan aman dan lancar sesuai dengan bentuk jalur trek, bahkan saat melewati tikungan yang tajam. Inovasi ini diterapkan untuk pertama kalinya di Indonesia melalui proyek LRT Jakarta ini.
Sedangkan LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel, yaitu generasi ke-3 atau Grade of Automation (GoA) Level 3. Dengan teknologi itu, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antar kereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman.
Moh. Khory Alfarizi | Rizki Dewi