TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya akan mendatangkan investor dari China yang bergerak di bidang smelter nikel dan pabrik baterai di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong.
"Saya pernah diberitahukan soal investor dari China itu, mereka kan mau bangun smelter nikel di sini (KEK Sorong). Tetapi mereka minta jaminan bahan baku," kata Bahlil, di Sorong, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Perusahaan asal China yang telah siap beroperasi di kawasan tersebut, karena sudah melakukan MoU dengan Pemerintah Kabupaten Sorong sejak April 2023 lalu.
Menurut Bahlil, pemerintah senantiasa menyambut baik adanya investor yang ingin berinvestasi di KEK Sorong, namun terkendala dengan pemenuhan bahan baku yang belum tersedia di KEK Sorong.
Berkaitan dengan itu, Bahlil telah berkomunikasi dengan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya mencari solusi bersama untuk menjawab kebutuhan investor asal China.
Salah satu upaya yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya adalah segera menginventarisir izin usaha pertambangan (IUP-IUP) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah namun tidak produktif, untuk ditata kembali.
“Nah memang itu salah satu masalah, saya baru bicarakan dengan Pak Gubernur adalah kami segera mengiventarisir IUP-IUP yang dikeluarkan oleh pemerintah, baik di lokasi Kabupaten Sorong maupun di Raja Ampat, yang tidak produktif segera kami tata. Tujuannya apa, tidak akan mungkin Investasi masuk kalau tidak ada jaminan bahan baku. Nah jadi itu tugas kami yang akan kami dorong ke depan,” kata Bahlil.