TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir mengatakan langkah pemerintah dalam merespons cuaca ekstrem El Nino perlu diapresiasi. Namun ia menilai sejauh ini pemerintah masih melakukan respons reaktif, padahal penanganan El Nino membutuhkan kebijakan jangka pendek.
Dia mengatakan penguatan stok pangan melalui cadangan pangan pemerintah (CPP), khususnya cadangan beras pemerintah (CBP) sebagai pangan utama, merupakan solusi yang layaknya dilakukan setiap tahunnya.
"Namun, solusi tersebut tidaklah menyasar ke permasalahan utama pangan Indonesia dalam menghadapi El Nino," kata dia dalam keterangannya kepada Tempo pada Senin, 24 Juli 2023.
Menurutnya, beberapa permasalahan fundamental agrikultur Indonesia dalam menghadapi El Nino setiap tahunnya disebabkan oleh kurang siapnya infrastruktur irigasi. Ditambah tidak meratanya kesiapan petani dalam menghadapi El Nino.
Secara garis besar, kata Faisol, beberapa petani telah memahami siklus tahunan El Nino. Petani juga mengantisipasinya dengan cara adaptasi waktu tanam, termasuk juga penanaman palawija untuk pencegahan puso akibat hama. Tetapi, dia menekankan solusi tersebut hanya dapat mencegah dampak kekeringan yang diakibatkan oleh El Nino.
CIPS menilai petani masih memerlukan banyak bantuan dari pemerintah. Di antaranya, bantuan teknologi pertanian, bantuan benih dan pupuk yang tahan terhadap kekeringan. Terlebih, bantuan tersebut saat ini masih sulit dibeli secara komersial.
Pemerintah perlu fokus terhadap infrastruktur irigasi pertanian