TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan pendapatan negara melanjutkan kinerja baik hingga akhir Juni 2023 sebesar Rp 1.407,9 triliun. Angka tersebut merepresentasikan 57,2 persen dari target anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2023 dan atau tumbuh 5,4 persen Year on Year (YoY).
Dari total pendapatan negara tersebut, ada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh positif. Hingga akhir Juni 2023, PNBP meningkat dibandingkan periode sebelumnya, mencapai Rp 302,1 triliun (68,5 persen dari target) atau tumbuh 5,5 persen YoY.
“Capaian positif ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan sumber daya alam (SDA) non Migas (120,8 persen dari Target),” ujar dia dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui akun YouTube Kemenkeu RI, pada Senin, 24 Juni 2023.
Hal itu, kata Sri Mulyani, disebabkan oleh penyesuaian tarif iuran produksi atau royalti batu bara dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2022 tentang Tarif Atas Jenis PNBP yang Belaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Selain itu, realisasi pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) mencapai 86,3 persen dari target, juga turut meningkatkan PNBP, didorong setoran dividen BUMN perbankan dan non-perbankan.
Sementara pendapatan sumber daya alam Migas (45,8 persen dari target) mengalami perlambatan akibat penurunan Indonesian Crude Price (ICP) dan lifting minyak bumi. “PNBP Lainnya (73,2 persen dari Target) sedikit mengalami penurunan,” tutur Sri Mulyani.
Penurunan PNBP Lainnya itu, dia beruujar, disebabkan oleh penurunan pendapatan Penjualan Hasil Tambang (PHT). Serta belum adanya realisasi pembayaran denda dan kompensasi perusahaan batu bara yang melanggar ketentuan Domestic Market Obligation (DMO).
“Serta pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) baru 46,3 persen dari target yang juga mengalami perlambatan. Akibat penurunan pendapatan dari pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit,” ucap Sri Mulyani.
Sejalan PNBP, pendapatan dari pajak juga tumbuh positif yang mencapai Rp 970,20 triliun atau 56,47 persen dari target, tumbuh 9,9 persen (YoY), didukung kinerja kegiatan ekonomi di triwulan satu 2023. Sementara realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai menurun akibat penurunan bea keluar dan cukai, sedangkan penerimaan bea masuk masih menunjukkan kinerja positif.
“Penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp 135,43 triliun (44,67 persen dari target, turun 18,83 persen YoY),” kata Menkeu Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Beberkan Kinerja Pendapatan Negara: Pajak Tumbuh Positif, Bea Cukai Menurun