TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana ikut merespons soal uji coba light rail transit atau LRT Jabodebek yang dihentikan sementara. Hal itu dilakukan setelah dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Kalau sempat ikut uji cobanya ketika dibuka untuk undangan terbatas, itu sangat terasa sekali bahwa kendali untuk operasional kereta itu masih belum sempurna,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 21 Juli 2023.
Aditya memberikan beberapa catatan soal itu. Dia mencontohkan mulai dari tarikan awal ketika kereta layang mulai melaju itu juga terasa masih cukup mendadak. Lalu, pengereman yang juga terasa cukup mendadak, titik henti juga kerap tidak presisi dengan pintu kaca atau passenger screen door yang ada di stasiun.
Dia menilai, hal itu terjadi karena pengaturan sistem software Automatic Train Supervisory (ATS) di LRT Jabodebek masih belum sempurna. “Setahu saya dilakukan reinstal atau setingan baru terhadap software kendali kereta oleh Siemens, memerlukan waktu setidaknya 5-7 hari,” ucap dia.
Menurut Aditya, uji coba saat ini sebenarnya tetap berjalan, hanya saja tidak untuk penumpang. Padahal, jika sudah uji coba membawa penumpang, seharusnya sudah periode itu sudah selesai dilakukan, sehingga saat membawa penumpang kereta bisa berjalan smooth.
“Tapi enggak apa-apa juga karena setidaknya uji coba yang sudah dilakukan tidak terjadi hal-hal yang signifikan. Meski kadang ada tiba-tiba kereta berhenti di tengah jalan terbuka, nutup lagi, jalan lagi,” tutur Aditya.
Selanjutnya: Intinya, Aditya menjelaskan, tujuan uji coba....