TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menanggapi laporan Bank Dunia soal Logistics Performance Index atau Indeks Performa Logistik Indonesia 2023 yang turun 17 peringkat ke posisi 63 dari posisi 46 (pada 2018). “Perlu melihat indeks ini dengan beberapa parameter,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 21 Juli 2023.
Dalam indeks custom, misalnya, sebenarnya peringkat Indonesia naik dari 62 ke 59. Sedangkan di indeks infrastruktur, kata Adita, skor sebenarnya tidak berubah dibandingkan tahun 2018. Sedangkan untuk parameter international shipments score, terjadi penurunan karena dampak usai pandemi Covid-19, di mana Indonesia berfokus kepada domestic shipments.
“Sehingga di 2023 harus terjadi kenaikan bertahap ke posisi di 2018 untuk international shipments-nya. Hal ini tentunya terjadi hampir di seluruh negara di dunia,” kata dia.
Sementara untuk logistic competence index terjadi penurunan karena di Indonesia semakin banyak sumber supply dan tujuan shipment yang bertambah karena dampak pandemi Covid-19. Di mana Indonesia berusaha self suffictient (swadaya) untuk semua bahan pokok dan penting (terukur dengan penambahan trayek kapal tol laut dari 2018 ke 2023).
Hal itu, Adita berujar, menyebabkan ada beberapa lokasi baru untuk supply source and ship destination yang masih dalam tahap bertumbuh untuk logistic competence-nya. Untuk index timeliness score ini sebenarnya tidak berubah dibandingkan 2018, tapi karena adanya penambahan jumlah negara yang masuk daftar LPI, maka peringkat Indonesia turun.
Adapun untuk index tracking and tracing score, kondisinya sama dengan yang terjadi pada index logistic competence. Di mana hal ini di sebabkan karena Indonesia semakin banyak sumber supply dan tujuan shipment yang bertambah karena dampak pandemi Covid-19.
“Indonesia berhasil self suffictient untuk semua bahan pokok dan penting,” ucap Adita..
Adapun pengukuran Bank Dunia itu dilakukan di 139 negara. Data LPI 2023 menempatkan Singapura pada peringkat pertama dengan skor 4,3, diikuti Finlandia (4,2), Denmark (4,1), dan Jerman (4,1). Pada 2018, peringkat pertama adalah Jerman dengan skor 4,2, sementara Singapura pada peringkat 7 dengan skor 4.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2023 tertinggi setelah Singapura adalah Malaysia (peringkat 31), diikuti Thailand (37), Filipina (47), Vietnam (50), Indonesia (63), Kamboja (116), dan Laos (82). LPI 2023 ini tidak mencakup Brunei dan Myanmar yang pada 2018 berada di peringkat 80 dan 137.
Selanjutnya: CEO Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menjelaskan...