Dari sisi impor nonmigas, pada Juni 2023 angkanya mencapai US$ 14,93 miliar, turun 17,73 persen dibandingkan Mei 2023 atau turun 13,86 persen dibandingkan Juni 2022. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Juni 2023 dibandingkan Mei 2023 adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya senilai US$ 509,2 juta (16,48 persen).
"Sedangkan peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan sebesar US$ 89,3 juta atau 24,66 persen," kata Atqo.
Adapun tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Juni 2023 adalah China sebesar US$ 29,99 miliar (32,56 persen), Jepang US$ 8,23 miliar (8,94 persen), dan Thailand US$ 5,31 miliar (5,77 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai US$ 15,27 miliar (16,59 persen) dan Uni Eropa US$ 6,90 miliar (7,49 persen).
Sementara itu, berdasarkan golongan penggunaan barang, nilai impor Januari-Juni 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal senilai US$ 2,31 miliar (13,97 persen) dan barang konsumsi US$ 266,7 juta (2,81 persen). Sementara impor bahan baku/penolong turun US$ 10,03 miliar (11,14 persen).
Pilihan Editor: Intip Harta Kekayaan Djan Faridz, Anggota Wantimpres Baru dari PPP