“Peringkat dapat berada dalam tekanan apabila terdapat keterlambatan dalam pengembangan Doup (Tambang Emas Doup di Bolaang Mongondow),” ujar Kresna.
Menurut Kresna, hal tersebut dapat berdampak pada penurunan volume produksi yang signifikan, dibandingkan yang diproyeksikan dalam waktu dekat, serta berdampak negatif terhadap pendapatan, sehingga dapat memperburuk profil keuangan perseroan.
“Penurunan signifikan atas harga emas juga dapat memicu penurunan peringkat, karena hal ini dapat memperburuk profil finansial perusahaan,” ujar Kresna.
PT J Resources Asia Pasifik Tbk. memiliki aset pertambangan yang terdiversifikasi, di antaranya di Seruyung, Kalimantan Utara. Kemudian, Bakan, Lanut, dan Doup di Sulawesi Utara, serta tambang emas Penjom di Malaysia. Perseroan memiliki dua tambang yang berproduksi dan satu tambang dalam tahap konstruksi.
Per 31 Maret 2023 pemegang saham perseroan, di antaranya Jimmy Budiarto sebesar 92,50 persen, Sanjaya J sebesar 0,02 persen, dan publik sebesar 7,48 persen.
Pilihan Editor: Libur Idul Adha, Bandara Yogyakarta Catat Lonjakan Penumpang 59 Persen