TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan penerimaan negara tahun 2023 mencapai Rp 2.637,2 triliun atau 107,1 persen. Angka ini melebihi 7,1 persen dari target.
Kemudian untuk belanja total diperkirakan mencapai Rp 3.123,7 triliun. Defisit dapat ditekan menjadi Rp 486,4 triliun atau 2,28 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan untuk pembiayaan utang diproyeksikan menurun 41,6 persen atau berkurang Rp 289,9 triliun dari target.
“APBN 2023 terus bekerja keras melindungi rakyat dan ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam unggahan di akun Instagramnya, sebagaimana dikutip pada Rabu, 5 Juli 2023.
Menurut Sri Mulyani, ini merupakan prestasi yang tidak mudah pada saat banyak negara mengalami krisis ekonomi dan kesulitan keuangan negara atau utang.
Sementara itu, Sri Mulyani juga melaporkan bahwa pendapatan negara sepanjang Januari-Juni 2023 mencapai Rp 1.407,9 triliun atau 57,2 persen dari target, tumbuh sebesar 5,4 persen secara tahun ke tahun (yoy).
Kemudian, penerimaan pajak mencapai Rp 970,2 triliun atau 56,5 persen dari target dan ini tumbuh 9,9 persen secara yoy.
Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, hal ini utamanya ditopang oleh PPh Badan (tumbuh 26,2 persen yoy) dan PPN Dalam Negeri (tumbuh 19,5 persen yoy). “Ekonomi kita masih tumbuh cukup baik,” ujar Sri Mulyani.
Selanjutnya: Namun, untuk penerimaan Bea Cukai dilaporkan....