"Pendapatan 2022 telah melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sebesar Rp 3,328 triliun dan naik 23,4 persen dibanding realisasi tahun 2021 sebesar Rp 3,550 triliun," ujar Shelvy.
Sementara untuk perolehan laba bersih ASDP mencapai 220,8 persen dari target dan mengalami pertumbuhan 79,4 persen dari laba 2021 sebesar Rp 326 miliar.
Dia melanjutkan, pencapaian kinerja positif tahun lalu turut dikontribusikan kinerja penyeberangan, baik produksi perintis dan komersial (gabungan), antara lain produksi penumpang mencapai sebanyak 7,6 juta orang atau naik sebesar 66 persen dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 4,6 juta orang.
Selain itu, kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 4,1 juta unit atau 66 persen dari realisasi 2,5 juta unit, kendaraan roda 4 lebih mencapai 4,4 juta unit atau naik 48 persen dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 2,9 juta unit, dan barang mencapai 1,3 juta ton atau -47 persen bila dibandingkan realisasi 2021 sebanyak 2,4 juta ton.
"Kenaikan produksi penumpang kapal penyeberangan tidak terlepas dari transformasi termasuk digitalisasi layanan yang secara berkelanjutan dijalankan perusahaan. ASDP telah melayani 7,6 juta atau naik 73 persen dari 4,4 juta penumpang tahun 2021," kata Shelvy.
Dia menuturkan, peningkatan jumlah penumpang juga disebabkan ketersediaan prasarana dan sarana berupa kapal, dermaga, dan pelabuhan yang memadai, serta sumber daya manusia yang unggul dan selalu berupaya memberikan layanan terbaik.
Tak hanya itu, Shelvy menuturkan kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 66,89 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 72,05 persen.
Selanjutnya, biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional alias BOPO 2022 sebesar 86,06 persen lebih rendah dibanding 2021 sebesar 91,51 persen.
"Hal ini menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha," tutur dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya akan memberikan dividen terbesar sepanjang sejarah BUMN kepada negara senilai Rp 80,2 triliun.
Rinciannya, dividen BUMN perusahaan terbuka senilai Rp 50,20 triliun dan sisanya Rp 29,97 triliun disumbangkan perusahaan non terbuka.
"ASDP merupakan salah satu dari tujuh BUMN non terbuka sebagai penyumbang dividen terbesar," ungkap Erick.
Dengan begitu, lanjut dia, ASDP menjadi BUMN yang ikut memberi sumbangsih kepada negara agar tidak hanya mendapatkan pemasukan dari pajak, tapi juga hasil usaha yang baik.
“(Dividen) Untuk apa? Untuk program-program yang mendorong daripada program kerakyatan dari pemerintah seperti bantuan sosial dan sebagainya. Inilah keseimbangan yang terus dijaga, di mana BUMN sehat mampu memberikan kontribusi kepada rakyat Indonesia," ujar dia.
Pilihan editor: ASDP Catat Pergerakan Penumpang Sebanyak 38.087 di H+2 Idul Adha