Tempo-Idnfinancials52 menghadirkan indeks yang disusun berdasarkan sejumlah kriteria, yaitu market capitalization (market cap), frekuensi dan volume saham diperdagangkan per hari, besaran free float, dan jumlah shareholder.
"Indeks hanya mencakup emiten yang sudah listing maksimal di 2018," ujar Tomi.
Sementara itu Direktur IDNFinancials, Anna Marwiyati, mengungkapkan ada empat kategori indeks dalam Indeks52, yakni Indeks Utama 52, Indeks High Dividend 52, Indeks High Growth 52, dan Indeks Big Market Cap.
"Indeks Utama dengan market cap terendah Rp 21 triliun dan tertinggi Rp 1,02 kuadralian," ujar Anna.
Market cap pada indeks ini, kata dia, mewakili 66,75 persen dari total market cap di BEI. Sedangkan kategori Indeks High Dividen adalah kumpulan 52 emiten dengan imbal dividen maksimum 24,21 persen dan market cap sebesar 60 persen dari total market cap di BEI.
"Indeks High Growth beranggotakan 52 konstituen, pertumbuhan net profit maksimum 237,19 persen dengan market cap 56 persen dari total market cap," papar Anna.
Kategori terakhir, Indeks Big Market Cap beranggotakan 52 konstituen dengan market cap terendah Rp 19 triliun, jumlah shareholder per emiten di atas 3.000 dan market cap 69,08 persen dari total market cap di BEI.
Anna menjelaskan, sektor keuangan (perbankan) menjadi kontributor terbanyak pada setiap kategori indeks karena memiliki market cap yang lebih besar di antara sektor usaha lainnya. Sektor itu diikuti sektor tambang batubara dan energi, consumer goods, serta infrastruktur termasuk telekomunikasi.
"Indeks52 akan ditampilkan dalam website tersendiri, yang akan beririsi perkembangan (update) pergerakan harga saham 96 konstituen indeks dalam bentuk grafis dan tools scrol up down untuk menandai naik turun harga saham, termasuk keterangan singkat penyusunan Indeks52," tutur dia.
Pilihan editor: Dukung Kampus Melek Digital, BRI Resmikan Laboratorium Multimedia di Politeknik Tempo