Pada 2023, Banerjee melihat bank membutuhkan lebih banyak usaha daripada sekadar menawarkan suku bunga yang bagus untuk menarik nasabah. Bank harus menawarkan layanan dengan berbagai channel, baik secara daring maupun luring, untuk memperoleh kepercayaan dan basis nasabah.
Adapun sampai dengan akhir kuartal I 2023, Bank Jago berhasil mencatatkan 7,5 juta nasabah, termasuk lebih dari 5,8 juta nasabah pendanaan atau funding melalui Aplikasi Jago. Pertumbuhan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 120 persen atau menjadi sebesar Rp 9,28 triliun per Maret 2023 dari Rp 4,21 triliun per Maret 2022.
Peningkatan DPK didorong pertumbuhan Current Account and Savings Account (CASA) sebesar 158 persen dari Rp 2,29 triliun pada kuartal I 2022 menjadi Rp 5,92 triliun pada kuartal I 2023. Pertumbuhan tersebut mendorong porsi CASA terhadap DPK mencapai 64 persen per akhir Maret lalu.
Sementara penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Bank Jago mencapai Rp 10,84 triliun atau bertumbuh 76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,15 triliun.
Pertumbuhan itu dapat tercapai berkat strategi penyaluran kredit dan pembiayaan syariah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Bank Jago juga bertumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas. Hal tersebut terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross di level 1,5 persen atau di bawah rata-rata industri perbankan. Dukungan fundamental kuat juga terlihat dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 79 persen yang menunjukkan modal besar untuk ekspansi bisnis ke depan.
Pilihan Editor: VKTR Jadi Perusahan EV Heavy Mobility Pertama yang Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia