TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, merespons curhat Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia soal target investasi pada 2024 yang naik menjadi Rp 1.600 triliun dari target investasi 2023 Rp 1.400 triliun. Sementara alokasi anggaran yang diterima kementeriannya pada tahun depan hanya sebesar Rp 1,2 triliun.
Menurut Bhima, masalah investasi itu bukan hanya urusan BKPM dan tidak ada kaitannya dengan besar-kecilnya anggaran. “Sebenarnya masalah investasi itu adalah follow up di kementerian teknis dan juga BUMN yang bekerja sama dengan investor,” ujar dia saat dihubungi pada Selasa, 13 Juni 2023.
Bhima mencontohkan, masalah investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) tidak hanya ditangani oleh BKPM, lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Otoritas IKN, dan Kementerian PUPR. “Jadi sebenarnya bukan kerja BPKM saja, tapi kerja-kerja dari kementerian teknis,” kata dia.
Meski anggaran BKPM dirasa kecil, Bhima berujar, tapi seharusnya fungsi koordinasi teknisnya yang harus didorong. “Selain itu, membantu juga melalui follow up, serta ketiga investor melakukan uji kelayakan juga harus didampingi, dan diberikan arahan oleh BKPMN,” ucap Bhima.
Bahlil menyampaikan keluhan itu dalam rapat kerja bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). “Target investasi mencapai Rp 1.600 triliun, tapi uangnya enggak tambah-tambah. Saya juga enggak ngerti sudah bingung kita,” kata dia pada Jumat, 9 Juni 2023.
Menurut Bahlil, BPKM pada 2024 diminta mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5,3 persen. Dengan target tersebu, menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian investasi di sektor riil minus hulu migas dan sektor keuangan harus tembus Rp 1.600 triliun.
“Tugas saja yang dikasih, uangnya enggak dikasih. Jadi kalau enggak sampai jangan salahkan Kementerian Investasi,” tutur Bahlil.
Bahlil menuturkan raihan investasi telah mencapai hampir seperempat dari target 2023 Rp 1.400 triliun. “Dari Rp 1.400 triliun itu sudah kita realisasikan pada kuartal pertama 2023 sebesar 23,5 persen atau setara Rp 328,9 triliun,” ucap dia.
Dari segi komposisi, Bahlil menjelaskan, investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 53,8 persen dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 46,2 persen. “Jadi PMA dan PMDN masing-masing tumbuh secara Year on Year (YoY), masing-masing 20,2 persen untuk PMA dan 12,4 persen PMDN,” kata Bahlil.
Pilihan Editor: Sederet Pernyataan Bahlil saat Rapat Kerja dengan DPR: Tugas saja yang Dikasih, Uangnya Nggak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini