TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira menanggapi upaya pemerintah mengajak berbagai perusahaan otomotif asal Jepang hingga Cina untuk berinvestasi pada pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Semakin banyak perusahaan yang berinvestasi di EV ya, di kendaraan listrik, seharusnya semakin baik karena bisa membuat harga mobil listrik lebih terjangkau lagi," kata Bhima melalui keterangan tertulis pada Kamis, 8 Juni 2023.
Semakin banyak kompetitor, ujar dia, maka akan terjadi teori economic of scale. Dengan begitu, Bhima menilai suku cadangnya akan semakin tersedia dan kendaraan listrik semakin banyak pilihan.
"Itu mungkin perlu banyak insentif juga dari sisi fiskal maupun nonfiskal," tutur Bhima.
Selain itu, dia menilai perlu pembatasan kendaraan konvensional yang masih menggunakan bahan bakar minyak atau BBM bila pemerintah ingin menarik minat investor. Jika tidak, menurut Bhima akan sulit memasarkan kendaraan listrik karena ahrga kendaraan konvensional jauh lebih murah.
"Kecuali kendaraan listrik yang dimasuki oleh BYD berorientasinya bukan pada pasar Indonesia, tapi diproduksi di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor," tutur dia.
Selanjutnya: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya mengajak...