Sementara itu, belum ada rilis resmi terkait stok BBM Bioetanol yang mulai dipasarkan pada Juni 2023. Namun, mengacu pada data Kementerian ESDM, Program Bioetanol Tebu yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi diproyeksikan memproduksi 40 ribu KL pada 2022 dan meningkat menjadi 1,2 juta KL pada 2030.
4. Torsi dan Daya Mesin
Sebagaimana penelitian tentang sifat dan karakteristik Pertamax 95 persen dengan etanol sebanyak 5 persen (serupa dengan formulasi BBM Bioetanol Pertamina) oleh Yos Nofendri dari Program Studi Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 (2018), menyatakan bahwa pemakaian bahan bakar tersebut menyebabkan penurunan torsi dan daya mesin sebesar 5 persen.
Sementara itu, mengacu pada Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (2021) karya Dharmanasa, Danial, dan Ivanto, torsi putaran Pertalite sebesar 4,67 kw.
5. Efisiensi Mesin
Lebih lanjut, dari riset Dharmanasa dkk, disebutkan efisiensi Pertalite rata-rata sebesar 55 persen. Sedangkan menurut Yos Nofendri (2018), penambahan 5 persen etanol pada Pertamax (Bioethanol Pertamina) dapat meningkatkan efisiensi mesin sebanyak 10,9 persen.
6. Konsumsi Bahan Bakar
Bahan Bakar Pertalite dianggap lebih tepat digunakan untuk kendaraan bermesin bensin yang banyak beredar di Indonesia dengan kompresi 9:1 sampai 10:1. Dengan tambahan kandungan tertentu, BBM tersebut mampu dipakai untuk menempuh jarak lebih jauh, tetapi tetap berkualitas dan menawarkan harga yang terjangkau.
Yos Nofendri (2018), menjelaskan melalui hasil penelitiannya bahwa campuran Pertamax dengan 5 persen etanol dapat menghemat konsumsi bahan bakar hingga 15,8 persen.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan BBM Bioetanol dengan Pertalite. Nilai efisiensi, torsi dan daya mesin, hingga konsumsi bahan bakar bisa berbeda tergantung rilis resmi dari Pertamina.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Harga Pertamax Turun per 1 Juni 2023, Simak Perbandingannya dengan BBM Vivo, Shell dan BP AKR
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini