TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) bakal meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Bioetanol mulai Juni 2023. Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengklaim bahwa bahan bakar tersebut lebih ramah lingkungan dibandingkan Pertamax. Lalu, apa saja perbedaan BBM Bioetanol dengan Pertalite?
Perbedaan BBM Bioetanol dengan Pertalite
Menurut Direktorat Jenderal (Ditjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi Pertalite mencapai 23 juta kiloliter (KL) atau jenis BBM yang paling banyak diminati masyarakat per 2021. Persentase penggunaannya sekitar 79 persen dibandingkan Pertamax, Pertamax Turbo, dan Premium.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi pada awal Maret lalu mengungkapkan bahwa Pertalite menjadi andalan bagi mayoritas penduduk Indonesia dan konsumsinya terus meningkat setiap tahun.
Sementara itu, Nicke di Grha Pertamina, Jakarta pada Selasa lalu, 6 Juni 2023, menyebut produk baru Pertamina, yaitu BBM Bioetanol menawarkan kualitas lebih baik karena mengedepankan aspek keberlanjutan. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut perbedaan Pertalite dengan Bioetanol.
1. Kandungan Oktan
Dikutip dari publikasi pertamina.com, Pertalite merupakan bahan bakar gasoline yang mempunyai angka oktan 90 dengan ciri-ciri berwarna hijau dan jernih. Sedangkan kandungan Bioetanol menurut Nicke dalam kesempatan yang sama adalah campuran dari Pertamax (RON 95) dan 5 persen etanol (E5).
2. Harga
Berdasarkan publikasi mypertamina.id, harga eceran satu liter Pertalite yang berlaku mulai 1 Juni 2023 berkisar antara Rp 11.900 sampai Rp 12.800, berbeda-beda tergantung wilayah provinsi.
Vice President Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso usai menghadiri konferensi pers pada Selasa, 6 Juni 2023 enggan menyebutkan harga BBM Bioetanol. Pasalnya, menurutnya pihak Pertamina masih perlu mengkaji, melaksanakan tahapan uji coba, dan meminta izin final dari pemerintah.
3. Ketersediaan
Diketahui, salah satu kilang Pertamina di Cilacap menghasilkan 2,1 juta barel atau 334.000 KL Pertalite per bulan. Hasil produksinya disalurkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seluruh Jawa Tengah.
Selanjutnya: Sementara itu, belum ada rilis resmi terkait stok BBM Bioetanol...