Dengan adanya bantuan modal, kelompok yang dibentuk Ahmad dan istrinya itu perlahan mulai bisa menata bisnis penjualan dan pengolahan telur bebek.
Rupanya pengajuan pinjaman itu jadi salah satu pembuka Ahmad dan UKM Abinisa menjalani bisnis lebih baik. Bukan hanya permodalan yang didapat, Klaster Usaha Telur Asin Abinisa ini juga mendapat kesempatan pelatihan dan produknya ikut dipamerkan di sejumlah bazar. Bantuan dan pelatihan dari sejumlah dinas juga berdatangan.
Sejumlah pelatihan membuat anggota kelompok itu kini lebih tahu soal proses produksi sampai pemasaran produk telur asin. Serta menghadirkan nilai tambah dari produk utama mereka.
Saat ini menurut Ahmad omzet yang diperoleh dari penjualan telur bebek tiap bulannya mencapai Rp 60-70 juta. Sedangkan produk turunan seperti telur asin, tepung telur asin dan egg roll ada di kisaran Rp 30 juta per bulan.
Ahmad kini sedang mencoba untuk memasarkan produknya secara daring lantaran sampai saat ini produk-produknya masih dijual dengan cara konvensional. "Sedang disiapkan tapi memang belum bida kepegang," ujarnya lantaran anggota aktif di kelompoknya masih terbatas sekitar 18 orang yang mengurusi peternakan serta 12 peserta ibu-ibu yang mengolah produk turunan.
Pilihan Editor: Bank OCBC NISP Punya Program Nyala Bisnis untuk Dukung UMKM Naik Level
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini