TEMPO.CO, Jakarta - Ahmad Fayumi tak menyesali keputusannya kembali ke kampung halamannya di Serang setelah belasan tahun merantau ke Jakarta. Kembali ke Kampung Legon, Desa Sujung, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, pada 2014 lalu. Pria berusia 45 tahun itu banting setir dari pekerja di perusahaan swasta jadi peternak telur bebek.
“Sekitar 2015 kembali ke Serang dan coba beternak telur bebek karena memang ada potensinya di sana,” tutur Ahmad kala dihubungi pada Rabu, 31 Mei 2023.
Memulai usaha beternak telur bebek bukan hal mudah juga. Di kampung halamannya, walau peternak telur bebek cukup banyak, rupanya hanya bisa menjadi sarana penyambung hidup sehari-hari saja.
Ahmad kerap mendengar keluhan kawan-kawan dan tetangganya yang beternak telur bebek. “Mereka sering cerita kalau hidupnya tidak berkecukupan padahal tiap hari bekerja,” tutur Ahmad.
Ahmad lalu berinisiatif membentuk kelompok peternak agar bisa sama-sama mengembangkan usaha beternak telur bebek. Saat itu ada beberapa orang yang ikut bergabung. Kelompok mulanya dibentuk sebagai sarana pengaduan dan berdiskusi.
Lambat laun mereka mulai memikirkan cara meningkatkan produksi telur. Susi Rahwati, 40 tahun, istri Ahmad lalu berinisiatif untuk mengelola hasil telur menjadi telur asin agar ada nilai tambah dari panen telur bebek segar.
Sekitar awal 2020, Ahmad membentuk kelompok UKM Abinisa. Beberapa bulan kemudian ia mencoba mengajukan pinjaman KUR mikro ke Bank Rakyat Indonesia atau BRI terdekat.
Selanjutnya: Dengan adanya bantuan modal, kelompok yang dibentuk Ahmad ...