3. Sengketa Lahan Adat
Warga adat Suku Balik menolak direlokasi pada Senin, 6 Maret 2023. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab investor ragu berinvestasi di IKN. Suku Balik sendiri hidup dengan bergantung pada hasil hutan dan bercocok tanam sejak masa penjajahan Jepang. Hingga sekarang, ada 200 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di wilayah Sepaku itu.
4. Kompleksitas Pertanahan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut bahwa realisasi investasi proyek IKN hanya sampai tahap Letter of Intent (LoI). Ia menambahkan bahwa beberapa LoI yang masuk langsung diteruskan ke Otorita IKN.
“Masalahnya pembelian tanah ini belum disiapkan oleh otorita”, jelas Basuki di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (28/04/2023).
Lebih lanjut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa soal pertanahan harus segera dituntaskan. Termasuk pula terkait harga tanah yang perlu diputuskan dengan mekanisme tepat melalui appraisal.
“Agar semua bisa memberikan kepastian untuk para investor berinvestasi”, terang Luhut melalui siaran pers Badan Otorita IKN ketika meninjau progres pada Rabu (17/05/2023).
5. Masalah Lingkungan
Penyebab investor ragu berinvestasi di IKN juga mengarah pada persoalan lingkungan. Peneliti Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim Pradarma Rupang mengungkapkan bahwa Kecamatan Sepaku adalah daerah rawan banjir. Ia menduga akibat eksploitasi berlebihan di hulu sungai oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) membuat pohon endemik berkurang.
Sementara itu, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Myrna A. Safitri menjelaskan bahwa sikap siaga terhadap kebakaran hutan dan lahan harus ditingkatkan. “Kehati-hatian perlu ditingkatkan dengan kemungkinan ancaman el nino”, kata Myrna melalui keterangan tertulis pada Sabtu (27/05/2023).
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA
Pilihan Editor: Sebut Investor Arab Lirik IKN, Bahlil: Sektor Properti dan Infrastruktur Paling Diminati
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini