TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai rata-rata 5,4 persen dalam 10 tahun terakhir. Capaian ini berada dii atas capaian rata-rata dunia yang berada di angka 3,7 persen.
"Kalau Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, tentu kita akan mencapai konvergensi menuju negara maju," tutur Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggar DPR RI, Selasa, 30 Mei 2023.
Pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia, seperti Indoesia, juga dicapai Cina dan India. Dalam 10 tahun terakhir, Cina mampu mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi di angka 7,7 persen. Sedangkan India berada di rata-rata 7 persen.
Meskipun, pada akhir 2022 atau pasca pandemi Covid-19, pertumbuhan Cina hanya mencapai 3,4 persen dan India di angka 6,3 persen. Sementara Indonesia masih stabil di 5,3 persen.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengatakan dalam setiap periode selalu ada tantangan perekonomian. Salah satu yang dahsyat, yakni pandemi Covid-19 yang muncul pada 2020.
"Kita juga melihat sejak 2008 dengan krisis ekonomi global, tantangan ekonomi dunia mulai berubah dan sangat fundamental," ujar Sri Mulyani.
Tantangan tersebut, kata dia, tidak hanya tantangan akibat perubahan kepemimpinan presiden ataupun kehadiran partai politik baru di negara berkuasa. Namun, sudah terjadi shifting geopolitic yang bersifat fundamental.
Menurut Sri Mulyani, hal ini dimulai dan dipicu perang dagang Amerika pada 2017 atau dalam masa kepemimpinan Presiden Doland Trump. "Dan sekarang mengeras menjadi geopolitik persaingan, yang membawa konsekuensi sangat besar terhadap bagaimana prospek ekonomi dunia, harus kita navigasi," tuturnya.
Pilihan editor: Terkini Bisnis: Penyebab Investor Cina Spesial di Mata Luhut, Sri Mulyani Bayangkan RI Negara Maju
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini