TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis tahun ini China akan menanamkan banyak modal di Indonesia hingga akhir tahun. Meski sementara pada kuartal I tahun 2023 ini, Cina menduduki peringkat 3.
Sebelumnya, pada 2022, China menduduki peringkat kedua dengan realisasi USS 5.186,9 juta.
"Berdasarkan data yang ada, feeling saya dia (China) akan masuk di urutan kedua setelah Singapura," ujar Bahlil ketika ditemui wartawan di sela acara Indonesia-China Smart City Expo 2023 di Hotel Shangri-la Jakarta pada Rabu, 24 Mei 2023.
Menurut Bahlil, sektor hilirisasi akan mendominasi realisasi investasi yang masuk. Dalam hal ini, termasuk ekosistem mobil listrik. "Mobil listrik itu kan pakai baterai. Itu bagian hilirisasi. Baterai itu kan dari mining, smelter, battery cell, sampai mobil."
Baru-baru ini, upaya menggaet investor Cina juga dilakukan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam kunjungannya ke perusahaan China Jushi Co., Ltd di Kota Tong Xiang, Cina, pada Selasa, 23 Mei 2023, Luhut meminta agar perusahaan multinasional itu berinvestasi di Indonesia.
Jushi merupakan salah satu produsen serat kaca atau fiberglass terbesar di dunia yang telah mengembangkan jaringan penjualan dan pelayanan global yang mencakup lebih dari 100 negara dan wilayah. Jushi mendirikan beberapa basis produksi di antarnya di Amerika Serikat dan Mesir.
"Tingginya permintaan pasar global akan fiberglass, akhirnya mendorong saya untuk meminta mereka segera membuka pabriknya di Indonesia," kata Luhut dikutip dari akun instagram pribadinya, Selasa 23 Mei 2023.
Dengan pembangunan pabrik fiberglass di Indonesia, Luhut mengatakan, diharapkan mampu mendukung program hilirisasi industri yang sedang digalakkan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Terlebih, Indonesia punya kekayaan pasir silika yang menjadi bahan baku dasar dari industri tersebut.
"Dengan demikian, pasir silika yang jumlahnya melimpah di negeri ini tidak hanya akan ditambang dan diekspor mentahnya saja, tetapi akan menghadirkan puluhan ribu industri turunan yang akan memberikan peningkatan nilai tambah pada komoditas yang diolah sehingga semangat hilirisasi industri untuk menambah pendapatan negara bisa berimplikasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia," katanya.
RIRI RAHAYU | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Pilihan Editor: Ada yang Tolak Hyundai Masuk Indonesia, Ini Cerita Menteri Bahlil
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.