Sepanjang pekan lalu, Mino menjelaskan terdapat tiga sentimen negatif yang membuat IHSG berada di zona merah, di antaranya, kembali berlanjutnya pelemahan sebagian besar harga komoditas, melambatnya kenaikan harga properti residensial, serta ketidakpastian terkait plafon utang di AS.
"Sebagian besar harga komoditas pada perdagangan pekan lalu kembali melemah dipicu oleh beberapa faktor, antara lain data ekonomi China yang lebih rendah dari ekspektasi, ketidakpastian debt ceiling (plafon utang) di AS, dan menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama lainnya," ujar Mino.
Sementara itu, sentimen positif yang menjaga IHSG pada pekan lalu, di antaranya kembali surplusnya neraca perdagangan, yang sebesar US$ 3,94 miliar pada April 2023 atau meningkat dari sebelumnya sebesar US$ 2,83 miliar.
Selain itu, terjadi aksi beli investor asing senilai Rp 0,4 triliun di pasar reguler, setelah sebelumnya dalam dua minggu berturut-turut asing mencatatkan aksi jual bersih.
Pilihan Editor: Profil Pemilik Toko Buku Gunung Agung yang Dikabarkan Bangkrut
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini