"Jangan selisih anggaran dari penurunan harga minyak dunia di atas digunakan untuk mensubsidi mobil listrik, kami menolak subsidi untuk membeli barang mewah untuk orang kaya, apalagi untuk kendaraan perorangan milik pribadi, bukan transportasi publik”, katanya.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR itu juga menegaskan hakikat subsidi adalah diberikan untuk mereka yang kurang mampu dalam rangka meningkatkan daya beli mereka. Bukan kepada orang kaya yang sudah tinggi daya belinya.
"Saat ini masyarakat membutuhkan bantuan untuk dapat bangkit memperbaiki kondisi ekonominya. Terutama bagi masyarakat yang sehari-harinya bekerja di sektor informal yang membutuhkan bantuan subsidi dari Pemerintah," ucapnya.
Adapun harga minyak mentah berjangka turun pada akhir perdagangan Jumat pekan lalu atau Sabtu pagi WIB. Penurunan harga ini di antaranya karena investor khawatir politikus Amerika akan gagal menyepakati plafon utang baru dan memicu gagal bayar yang akan merugikan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar menyusul jeda negosiasi masalah tersebut.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun US$ 0,31 atau 0,43 persen, menjadi US$ 71,55 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli melemah US$ 0,28 atau 0,37 persen, menjadi US$ 75,58 per barel di London ICE Futures Exchange.
Meski begitu, harga minyak mentah Brent dan WTI naik pada mingguan pertama dalam sebulan, dengan kedua harga acuan tersebut naik sekitar 2 persen.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA
Pilihan Editor: Update Harga BBM per 1 Mei 2023, BP Diesel Lebih Murah dari Pertamina Dex
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini