Lebih jauh Jokowi meminta agar Sensus Pertanian Tahun 2023 betul-betul menghasilkan data terkini, akurat, dan terpercaya. "Sensus Pertanian ini menyangkut pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Semuanya melakukan sensus di situ, karena kita tahu sektor ini memiliki peran yang sangat strategis. Data yang ada di saya, (pertanian) menyumbang 11,8 persen terhadap total PDB kita, besar sekali," tuturnya.
Apalagi, kata Jokowi, pertanian berada dalam kondisi sangat rawan karena ancaman krisis pangan. Sebanyak 345 juta orang di dunia terancam kekurangan pangan dan kelaparan karena perubahan iklim, karena perang.
"Oleh sebab itu, sektor ini memegang peran yang sangat penting ke depan, peran yang sangat strategis ke depan, dan menyediakan pekerjaan 40 juta orang hidup di sektor ini. Ini sudah 29 persen dari angkatan kerja," ucap Jokowi.
Sensus Pertanian akan digelar mulai 1 Juni sampai 30 Juli 2023 untuk mendapatkan variabel yang diperlukan demi kelengkapan data pertanian berkembang sangat dinamis serta menjawab kebutuhan data, baik di level nasional maupun internasional.
Tak hanya itu, sensus tersebut serta dirancang untuk memperoleh hasil berstandar internasional dengan mengacu pada program Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Census of Agriculture (WCA).
Sensus Pertanian Tahun 2023 merupakan kegiatan besar yang terdiri atas rangkaian tahapan kegiatan yang diawali dengan perencanaan, persiapan, pengumpulan data, penyajian, dan analisis data. Adapun Kegiatan ST2023 sudah dimulai sejak tahun 2021 dan seluruh kegiatan dijadwalkan berakhir pada 2024.
ANTARA
Pilihan Editor: Megawati Minta Alih Fungsi Lahan Pertanian di Bali Dihentikan: Hotel Berjejer, yang Untung Rakyat atau Pemilik?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini