TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia telah resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank atau IsDB. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka suara atas hal ini.
IsDB adalah bank pembangunan multilateral yang menerapkan prinsip syariah dengan mayoritas anggotanya negara berkembang.
“Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama lebih erat dengan IsDB untuk memberikan dampak positif dalam jangka panjang bagi umat muslim dan komunitas global," kata Sri Mulyani dalam Sidang Tahunan IsDB, dikutip dari keterangan resminya pada Ahad, 14 Mei 2023.
Dia melanjutkan, masyarakat global dan umat muslim pada khususnya perlu membangun kembali kerjasama yang lebih baik dan lebih kuat, terutama menghadapi berbagai tantangan perekonomian dunia saat ini.
"Hal inilah yang akan diwujudkan melalui peran Indonesia yang akan semakin meningkat sejalan dengan kenaikan posisi saham Indonesia di IsDB," tutur Sri Mulyani.
Pada Sidang Tahunan IsDB ke-48 pada 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi, Dewan Gubernur IsDB secara aklamasi memberikan persetujuan atas proposal kenaikan saham Indonesia.
Dengan begitu, Indonesia menduduki peringkat pemegang saham IsDB terbesar ke-3 setelah Arab Saudi dan Libya. Sementara porsi kepemilikan saham Iran, Nigeria, Qatar, Mesir, Kuwait, UAE, dan Turki ada dibawah RI.
Ada beberapa pertimbangan yang membuat pemerintah meningkatkan porsi saham Indonesia di IsDB. Pertama pemerintah RI menilai, peran bank pembangunan multilateral dalam konteks kerja sama internasional semakin penting dan diharapkan bisa menghadapi berbagai tantangan global saat ini.
Bank pembangunan multilateral juga diharapkan bisa membantu mengatasi kebutuhan pembiayaan dan meningkatkan ketahanan atau resiliensi negara miskin dan rentan.
Selanjutnya: Selain itu, dengan meningkatnya porsi saham RI di IsDB,...