TEMPO.CO, Jakarta -- Sukanto Tanoto merupakan pengusaha kaya raya yang sempat menjadi perbincangan publik sejak diketahui membeli Tanglin Shopping Center yakni pusat perbelanjaan elite di kawasan Orchard Road Singapura seharga Rp 9,5 triliun pada Februari 2023. Konglomerat RI satu ini memiliki perusahaan Royal Golden Eagle (RGE) sejak 1973, bertujuan untuk melebarkan investasi real estate di pusat keuangan Asia. Berikut ini profil sosok Sukanto Tanoto, konglomerat yang bisa beli properti di Singapura.
1. Profil Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto memiliki nama asli sebagai Tan Kang Hoo yang lahir di Belawan, 25 Desember 1949. Memulai dunia bisnis sejak 50 tahun yang lalu, pria beragama Budha ini memiliki seorang istri bernama Tinah Bingei Tanoto dan empat orang anak. Perjalanan bisnis yang tidak mudah, pria pencinta musik klasik ini harus berusaha keras menjalani bisnis setelah putus sekolah sejak berusia 17 tahun.
Pendidikan Sukanto Tanoto dimulai dari SD di Belawan pada 1960, SMP di Medan pada 1963, dan SMA di Medan pada 1966. Setelah keuangan mulai stabil, 10 tahun kemudian dia melanjutkan program pendidikan melalui Indonesia Executive Management Program, Insead, Prancis pada 1980, Harvard Business School, AS pada 1982, dan Wharton Fellows Program pada 2001.
2. Disebut si Gurita Bisnis
Sukanto Tanoto merupakan pendiri dan pemilik grup Royal Golden Eagle (RGE) yang mengelola sumber daya alam. Perusahaan yang didirikan pada 1973 tersebut bagian dari Pacific Eagle dengan berbagai bidang bisnis yang dijalankan hingga ke berbagai negara seperti Indonesia, Tiongkok, dan Kanada.
Disebut sebagai gurita bisnis karena memiliki bermacam-macam cabang perusahaan membuat Sukanto Tanoto patut diakui sebagai pebisnis sukses. Perjalanan kariernya berawal dari Pengusaha Toko Onderdil Mobil di Medan pada 1968, kemudian berubah menjadi Direktur CV Karya Pelita di Medan pada 1972, Direktur Utama PT Raja Garuda Mas pada 1973.
Kemudian kariernya merambah sebagai Dirut PT Bina Sarana Papan di Medan pada 1976, Dirut PT Overseas Lumber Indonesia di Medan pada 1979, Dirut PT Gunung Melayu pada 1980, Dirut PT Inti Indosawit Sejati pada 1980, Dirut PT Saudara Sejati Luhur pada 1985, Komisaris Utama PT Inti Indorayon Utama pada 1983, Chairman & CEO Raja Garuda Mas International, dan Founder & CEO Royal Golden Eagle hingga saat ini.
3. Harta Kekayaan Sukanto Tanoto
Orang terkaya di Indonesia yang menduduki peringkat ke-18 dalam daftar 50 orang terkaya menurut Forbes 2022 adalah Sukanto Tanoto, ia memiliki kekayaan harta sebesar US$ 2,1 miliar atau setara dengan Rp 43 triliun. Harta kekayaan Sukanto Tanoto mengalami peningkatan karena pada 2021 kekayaannya hanya tercatat sebesar US$ 1,4 miliar, sementara pada 2023 hartanya melonjak tajam sebesar US$ 3 miliar atau setara Rp 44,1 triliun.
4. Pendiri Tanoto Foundation
Sukanto Tanoto merupakan pendiri Tanoto Foundation pada 1981 yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia, khususnya dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini, pendidikan dasar, pengembangan kepemimpinan, serta riset medis. Sebagian kekayaannya digunakan untuk meningkatkan taraf hidup banyak orang. Atas upayanya ini, Sukanto Tanoto mendapatkan penghargaan sebagai sosok yang berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan dan perluasan ekonomi dalam Wharton School Dean’s Medal Award.
5. Strategi Persaingan Sukanto Tanoto
Sukanto Tanoto memiliki strategi persaingan yang sangat sengit dengan berbagai bidang perusahaan di seluruh dunia. Sebab, disaat orang lain belum membuat kayu lapis, dia telah lebih dulu memutuskan untuk memproduksi kayu lapis dalam PT Raja Garuda Mas (RGM) dengan merk Polyflex.
Berbagai ide menarik berhasil diwujudkannya untuk memulai bisnis terlebih dahulu seperti bisnis pulp, kertas, rayon, dan membuat program community development yang sangat berguna bagi penduduk setempat. Sukanto Tanoto selalu berusaha untuk mengembangkan bisnisnya menjadi lebih baik dan lebih luas, dengan selalu belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Nah, itu dia sosok Sukanto Tanoto dan fakta terkait si konglomerat yang bisa beli properti di Singapura.
NUR QOMARIYAH | BERBAGAI SUMBER
Pilihan Editor: Sukanto Tanoto Beli Mal di Singapura Rp 9,5 Triliun, Ditjen Pajak Jelaskan Pengenaan Pajaknya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini