4. Pernah Menolak Berpolitik
Pada tahun 2013 Chairul Tanjung pernah menolak terjun ke politik praktis. Saat itu dia mengatakan ajakan partai politik mana pun akan ditolak karena ingin berkonsentrasi di dunia usaha. Salah satu partai yang memberikan tawaran tersebut adalah Partai Demokrat.
"Saya memang telah dihubungi SBY maupun pengurus Partai Demokrat. Saya menghargai, tentu saja," kata Chairul Tanjung pada Ahad, 18 Agustus 2013.
Menurut Chairul Tanjung saat itu, Partai Demokrat telah membuat proses demokratisasi di Indonesia berjalan begitu baik. Hanya, dia menganggap dunia usaha masih paling pas dan cocok untuknya sementara ini. "Filosofinya, beri saya waktu dan kesempatan untuk saya menekuni dunia usaha yang ada," katanya.
Apalagi, dia berujar, jumlah pengusaha di Indonesia yang ahli dan pribumi masih sedikit. "Kalau saya ke politik, yang jadi pengusaha siapa?" ujarnya. Ditambah lagi, Chairul Tanjung pun mengaku belum mendapatkan izin dari keluarga untuk berpolitik.
Ia juga tidak yakin kapan akan memutuskan terjun ke politik praktis. "Tuhan punya mekanisme untuk menentukan pemimpin bangsa ini, jadi kita lihat saja," ujarnya. Bagi Chairul Tanjung, dunia politik dan demokratisasi di Indonesia masih sangat muda, sehingga kedewasaan belum ada.
Banyak orang yang maju berpolitik sering dianggap musuh oleh calon lainnya. Hal ini tentu bertentangan dengan filosofi pengusaha yang meyakini satu musuh terlalu banyak, sejuta teman terlalu sedikit. Menurut dia, pengusaha dan politik bisa saja digabungkan. Asalkan harus memisahkan antara kepentingan negara dan pengusaha. Pada 2014 dia bergabung di Kabinet Presiden SBY.
Baca juga: Ganjar, Prabowo, atau Anies? Ini Kriteria Calon Presiden Pilihan Aktivis dan Buruh Perempuan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
ANANDA PUTRI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | AGITA SUKMA LISTYANTI