Seperti diberitakan sebelumnya, virus tersebut terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Babi tersebut berasal dari Pulau Bulan, Batam, Indonesia. Adapun peternakan di Pulau Bulan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
Menurut Badan Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA), ini adalah pertama kalinya ASF terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Pemerintah Singapura kemudian menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan virus ASF ini pada 19 April 2023.
Penyakit babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia. Sementara itu, Kementan menyatakan PT ITS telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF.
PT ITS sebelumnya dinyatakan bebas ASF dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.
Pilihan Editor: Langkah Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak: Disetujui DPR, Dikritik Pengamat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini