TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI melaporkan bahwa tekanan inflasi terus menurun dan mendukung stabilitas perekonomian. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) secara bulanan tercatat 0,18 persen Month to Month (MtM) lebih rendah dari pola historisnya di periode awal bulan Ramadan.
“Sehingga secara tahunan turun dari level bulan sebelumnya sebesar 5,47 persen Year on Year (YoY) menjadi 4,97 persen YoY,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hybrid pada Selasa, 18 April 2023.
Menurut Perry, penurunan inflasi terjadi di semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Inflasi inti Maret 2023 terus melambat dari 3,09 persen YoY menjadi 2,94 persen YoY.
“Dipengaruhi ekspektasi inflasi dan tekanan imported inflation yang menurun serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan barang dan jasa,” tutur Perry.
Sementara itu, inflasi volatile food turun dari 7,62 persen YoY pada Februari 2023 menjadi 5,83 persen YoY. Tekanan inflasi yang terus menurun itu dipengaruhi oleh dampak positif kebijakan moneter BI yang pre-emptive dan forward looking.
Selain itu, Perry berujar, juga berkat sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah pusat dan daerah. Tentunya di dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Selanjutnya: Dengan perkembangan itu,...