TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bandung Yana Mulyana terjaring operasi tangkap tangan atau OTT Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat 14 April 2023 lalu.
Orang nomor satu di Kota Bandung itu terkena OTT saat hendak bertransaksi suap dari perusahaan pelaksana proyek Bandung Smart City yakni PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) dan PT Sarana Mitra Adiguna (SMA).
Bukan hanya Wali Kota, lembaga anti rasuah itu juga menangkap Andri Susanto selaku ajudan wali kota, Dadang Darmawan selaku Kepala Dishub Bandung beserta staf-nya Wanda, Khoirul Rijal selaku Sekretaris Dishub Bandung, dan Rizal Hilman selaku sekretaris pribadi Yana Mulyana serta Sony Setiadi, CEO PT CIFO, Benny selaku Direktur PT Sarana Mitra Adiguna (SMA), dan Andreas Guntoro selaku Manajer PT SMA.
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan uang suap yang diberikan oleh kedua perusahaan swasta itu sebagai bahan bancakan proyek pengadaan CCTV dan pengondisian PT CIFO sebagai pelaksana pengadaan layanan internet (ISP) di Dishub Pemkot Bandung.
Lantas seperti apakah profil kedua perusahaan yang terlibat dalam kasus suap tersebut, berikut rangkuman Tempo diolah dari berbagai sumber.
1. PT Citra Jelajah Informatika (CIFO)
PT Citra Jelajah Informatika (CIFO) didirikan pada 17 Februari 2010. Perusahaan IT ini awalnya bergerak di bidang Network Integrator yang melayani tiga wilayah yakni Bandung, Jakarta, dan Purwakarta.
Perusahaan ini kemudian berkembang hingga memiliki dua anak perusahaan yakni PT Cipta Data Media yang bergerak di bidang penyedia jasa aplikasi dan PT Powertel sebagai penyedia network fiber optic.
PT CIFO tercatat memiliki banyak klien mulai dari perusahaan swasta, pemerintahan, perhotelan, hingga sekolah.
Sejak tahun 2022 hingga awal 2023, tercatat CIFO pernah menggarap 15 proyek di lingkungan pemerintahan mulai dari Kementerian Hukum dan HAM, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Subang, Tasikmalaya, Garut, Ciamis, dan Kota Bandung, dengan total nilai proyek kurang lebih Rp 17,8 Miliar.
Perusahaan ini dijalankan oleh Evie Wahyu Yuliastuti sebagai Komisaris Utama, Qyqy Amalia sebagai Komisaris, dan Sony Setiadi sebagai Direktur Utama.