TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan perlu ada penyamaan persepsi antara semua pihak untuk menghadapi kampanye negatif terhadap industri kelapa sawit nasional.
"Untuk menghadapi persepsi negatif terhadap industri sawit Indonesia, maka perlu menyamakan persepsi. Pemerintah, pelaku usaha, petani, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat," kata Eddy dalam laporannya pada acara pengukuhan pengurus Gapki periode 2023-2028 di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 12 April 2023.
Eddy menyampaikan berbagai strategi dan pendekatan perlu dilakukan secara terkoordinasi untuk menghilangkan kesalahan persepsi negatif tentang pengelolaan industri sawit Indonesia di mata dunia.
Oleh karena itu, Eddy melanjutkan, struktur kepengurusan Gapki yang baru saja dikukuhkan merupakan upaya untuk menghadapi tantangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Kelapa sawit kini telah menjadi salah satu komoditas andalan pemerintah, khususnya sebagai sumber pangan dan energi.
Menurut Eddy, Indonesia menjadi produsen, konsumen, dan eksportir kelapa sawit terbesar di dunia. Pada 2022, pangsa produksi sebesar 59 persen, pangsa ekspor sebesar 54 persen, dan pangsa konsumsi sebesar 27 persen.
"Sehingga peran industri sawit Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dunia sangat penting, terlebih lagi untuk kebutuhan di dalam negeri," jelas Eddy.
Selanjutnya: Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam arahannya meminta....