Sementara itu Ketua Komisi IV DPR, Sudin mempertanyakan anggaran impor beras yang direncanakan pemerintah sebanyak 2 juta ton pada tahun ini. Menurut Sudin, jangan sampai Bulog terus menerus menambah utang kepada Himbara yang sudah menggunung.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengakui utang Bulog sampai saat ini masih besar. "(Utang Bulog besar) iya, iya kalau itu iya. Rp 7 triliun utang Bulog sekarang," ujar Buwas saat ditemui Tempo di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan pada Senin, 3 April 2023.
Kendati demikian, Buwas menilai kondisi tersebut tak masalah. Pasalnya, menurut dia, utang akan langsung dibayarkan ketika beras impor sudah disalurkan ke pasar. Walaupun pinjam uang, tuturnya, masalah bisa langsung selesai karena segera dibayarkan.
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, menilai langkah pemerintah untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton di masa panen raya saat ini adalah keputusan yang pahit.
“Izin impor dikeluarkan saat panen raya ini amat jarang terjadi. Sebab, saat panen raya biasanya pasokan gabah atau beras melimpah dan harga turun,” kata Khudori melalui keterangannya, Senin, 27 Maret 2023.
Menurutnya, kebijakan untuk impor beras ini dilematis. Di satu sisi, saat ini petani sedang menikmati harga gabah tinggi di masa panen raya. Biasanya, saat panen raya harga gabah anjlok. Di sisi lain, tingginya harga harga gabah membuat Bulog kesulitan melakukan penyerapan. Sampai 24 Maret lalu, penyerapan Bulog baru 48.513 ton beras. “Amat kecil,” ujar Khudori.
Baca juga: Diskon Tarif Tol 20 Persen untuk Mudik Lebaran, Detail Tanggal dan Tarif Baru
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.