Adapun ia mengungkapkan berbagai negara telah berinvestasi di Indonesia pada sektor pertambangan, khususnya untuk pengembangan kendaraan listrik dan baterai. Investor tersebut diantaranya, yaitu LG, SK Group, Samsung, dan Hyundai.
Ketiganya investor itu dinilai penting dalam hilirisasi industri nikel termasuk katoda, sel baterai, dan produksi kendaraan. Ia berujar LG Energy Solution kini sedang membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia dengan produsen mobil listrik Hyundai.
Di samping itu, Arsjad menekankan pentingnya melihat Indonesia dan ASEAN sebagai alternatif untuk Cina. Arsjad Rasjid berharap Amerika Serikat akan memberikan status yang setara kepada anggota Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF) dengan negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas penuh dengan Amerika Serikat.
"Kami sedang berdiskusi tentang IPEF, dan semangat perjanjian itu adalah kerja sama. Jika Amerika mengecualikan ASEAN, rasanya sangat tidak adil," ujar Arsjad.
Dalam industri pengembangan kendaraan listrik, Arsjad mengaku turut mengajak Amerika maupun Uni Eropa untuk menaruh kepercayaan pada Indonesia dan negara ASEAN lainnya. Arsjad optimistis Indonesia akan menjadi mitra strategis baik Amerika Serikat, Uni Eropa maupun China dalam sektor energi bersih dalam rantai pasokan kendaraan listrik.
"Langkah ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi dan politik bagi ASEAN terhadap global, serta memberikan manfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan," kata Arsjad.
Pilihan Editor: Kadin Indonesia Dukung Investor Kanada Masuk Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.